Selasa, 24 Maret 2009

Democrazy

Asap putih tulang itu terhembus begitu saja dari bibir gue, mengepul, kemudian lenyap bersama hebusan angin malam yang tiba2 menerobos masuk melewati pintu kamar gue yang terbuka dengan jumawa. Sedangkan batang rokok Djarum Black Slimz yang sudah nyaris habis gue mainkan disela-sela jari-jari tangan gue.

gue: "Aughhh.." gue mengeluh, tangan gue terbakar, shitt! panas.

Pandangan gue yang sempet tersita beberapa detik saja oleh tingkah konyol barusan sudah kembali terpaku pada tayangan TV malam ini yang berganti dari satu channel ke channel yang lain. Namun semua programnya sama saja, satu tema.
Oh musim kampanye telah tiba, semua station TV berlomba menggarap tayangan-tayangan seputar "pesta Democrazy" di Republik ini.

Sekonyong-konyong para perempuan-perempuan rupawan itu, lelaki klimis berjenggot berkumis tipis dengan perut gendut-gendut itu mendadak jadi sosok-sosok manusia arif, dermawan, terlihat mengayomi, mendadak akrab dengan para buruh, para petani, para pedagang, tukang ojek, tukang sampah, dan para rakyat jelata lain yang mungkin dalam kurun waktu 5 tahun kebelakang nyaris tak tersentuh nyaris tak terperhatikan.
Mendadak sembako dibagikan, pijet gratis digelar. Perempuan-perempuan dan lelaki-lelaki itu tiba-tiba punya nyali besar bersetubuh dengan lumpur di sawah, walau masih tetap dengan sanggul sasak setinggi Gunung Bromo dan bedak setebal dempul mobil sedan. Tangan membentangkan selembar kertas besar yang para jelata itu pun mungkin saja tak tahu bagaimana harus menggunakannya. berkoar-koar, lalu mencontohkan cara mencontreng nama mereka disana dengan baik dan benar. Klise!!!!!

Sebatang Djarum Black Slimz yang menempel dibibir gue baru pula gue sulut dengan sebatang korek api. satu batang lagi lah, benakku. asapnya kemudian memenuhi rongga paru-paruku, sekian detik kemudian terhembus berjelaga diruang sempit apartemen lusuh gue ini.

Di Channel lain, gue lihat pula gegap gempita eks penguasa itu, matanya menyala-nyala, pidatonya lantang, hingga gelas dipojok mimbar kebesarannya tertampar oleh tangannya. kritiknya pada penguasa yang menguasai Republik ini tajam. lalu ada sedikit tanya dalam benak gue "kemana dia ketika dia berkuasa?"

Haa...inilah rupa Democrazy Tanah Air ini, saling caci, saling menjatuhkan, saling menduh, kemudian berkoalisi demi kursi empuk di Senayan sana, dan singgasana di balik tembok putih Istana, bangunan bersejarah peninggalan Belanda di dekat Monas sana.

Saat ini mereka turun menyapa Rakyat, membesar-besarkan hati mereka dengan janji dan sumpah tak berkesudahan, kemudian ketika duduk dalam bilik sejuk ber AC dengan segala fasilitas dan ongkos kerja puluhan juta rupiah setiap bulannya lupalah mereka dengan janji yang pernah diumbar mesra pada rakyat jelata ini, tak akan lagi mereka datang menyapa dan akan jijik pulalah mereka bersetubuh dengan lumpur bersama para petani ringkih itu, karena mereka berasyik mahsyuk bertandang ke Negeri seberang. Study Banding katanya.

Gue hanya berfikir akan kah ada penguasa yang terpilih kelak akan menulis BESAR-BESAR di agenda kerjanya atau berbicara lantang dengan para jajarannya:
Sang terpilih : Abaikan dulu melancong ke Negara orang, karena saya akan rajin menyambangi rakyat saya dipelosok-pelosok negeri ini, dari Sabang sampai Marauke, karena mereka sudah memilih saya.

kok yo MUSTAHIL bin MUSTIJAB banget rasanya!

Tak ada asap lagi detik ini, tak ada tembakau pula, sudah habis jatah saya malam ini, cukup dua batang saja.

14 komentar:

J O N K mengatakan...

mmm begitulah kalau lagi kampanye mas hehehe, habis manis sepah di telen ...

btw sekarang hoby memakan djarum slimz ??? hohohoho

Fei mengatakan...

djarum zlimsnya keywoard untuk blog competition itu bukan

Senoaji mengatakan...

doh!!! gaya kuldesak neh! deh! yang jelas menang jarum black satu boz buat aku ZIP attach ke emailku wakakakkaakak!!

Fei mengatakan...

gubrakkkkk.....seno berlebihan. kata orang lebay, hehehehehehehehehheee...

Anonim mengatakan...

hehe..nice story..bro...
keep posting...

SunDhe mengatakan...

waakakakak..
kampanye.. kampanye..
ya begitu tu tu..

btw... abis dimakan rokoknya??

kwkwkwkkw

vie_three mengatakan...

iya niy sampe bosen aq ngeliat kampanye kayak gitu.....

mending independent ajah dech, eh tp klu aq yg kepilih aq bakal ngurusin rakyat *halah terpengaruh kampanye niy* hehehehehehehe

Unknown mengatakan...

namanya juga kampanye. yg ditampilkan yg indah dan manis dulu. seindah pelangi, semanis gula aren. setealh terpilih...tak tahulah....

♥ Neng Aia ♥ mengatakan...

benul! semua saling mencaci, saling memaki, pesta demokrasi menjadi ajang fitnah-memfitnah sana-sini. aku malu!

Anonim mengatakan...

Itulah.....Fenomena yang menjadi realita di Nusantara

Pak Dhe Sam, sang pencetus "DEMOKRASI" pasti geleng kepala kayak orang "mendhem" kerasukan, melihat tontonan gratis negeri ini.

Fei mengatakan...

hehehehee....daripada menjadi bagian dari mereka mending diem ajah yah, golput lagi neh kayanya gue!!!!! wakakakakakakakkkkk

Armstrong da Jimmy mengatakan...

Salamat malam... lucky strike filter, kopi dan tukang kuliner sejati ingin bercerita tentang nasi goreng sapi di kota jogja yang enaknya musti harus dimakan sebelum keluar negeri...

ohiya, partai gw partai nasi goreng sapi, mau jadi member? hehehehe...

Fei mengatakan...

lah kalau partai nasi goreng gue suka mstrong, kirim2 ye bos!!!!

Anonim mengatakan...

Highly energetic post, I liked that bit. Will there be a part 2?
Look into my web site :: teaminstantfollow.net