Senin, 28 Januari 2019

Perbedaan, Persamaan : Wardrobe Stylist Dan Fashion Stylist


Saat Jadi Fashion Stylist
untuk Video Commercial Working Space 
Pernah denger profesi "Wardrobe Stylist" dan "Fashion Stylist"?

I will tell you somethin...

Perbedaan besar ketika hidup di kota besar dan hidup di daerah, adalah BIDANG PEKERJAAN. Serius!!! sebagai anak daerah yang besar di pelosok Kalimantan yang kemudian hijrah ke Jakarta 16 tahun lalu, gw bisa merasakan perbedaan ini.
Sebagian besar orang-orang daerah yang tidak pernah keluar dari kota tempat dia bertumbuh, beranggapan bahwa bidang pekerjaan yang mempunyai gengsi besar, cuma terbagi menjadi dua :

Pertama, loe kerja di pemerintahan.
kedua loe kerja di Pabrik.

Yess, it's all about mindset!!!.

Nah, sebagai orang yang sejak kecil sudah tau apa yang gue mau, gue sangat tidak ingin mencemplungkan diri ke dua bidang pekerjaan itu. im not intrested at all!

So, that's why i moved to Jakarta in 16 years ago. mencoba mencari jalan untuk lebih dekat dengan bidang pekerjaan yang gue impikan. But its not easy, Never! terlebih sebagai anak daerah dengan tingkat pendidikan yang biasa-biasa aja ditambah koneksi yang nyaris tak ada, membuat gue merasakan bagaimana beratnya bersaing di Kota Besar ini.

Well, setelah bertahun-tahun merangkak dan akhirnya berada di titik dimana gue bisa menggeluti bidang pekerjaan yang sama sekali tak terfikirkan sebelumnya dan pada akhirnya gue bisa membenarkan pepatah legendaris "Ada seribu jalan menuju Roma"

Here i am.

Lalu, apa hubungannya antara kisah klasik diatas dengan profesi Wardrobe Stylist dan Fashion Stylist?

Anggap saja itu sebagai intermezo seputar bidang pekerjaan yang saat ini gue geluti. Dua profesi itu adalah dua bidang pekerjaan yang sangat lumrah ditemui bagi orang-orang yang bekerja dibalik layar industri media, baik media cetak, media online, media pertelevisian, serta industri kreatif yang tengah naik daun belakangan ini.

Pada dasarnya inti dari profesi sebagai Wardrobe Stylist dan Fashion Stylist memiliki kesamaan yakni : Siapin baju! Ini adalah kunci utama yang harus digaris bawahi besar-besar,  kalau perlu bikin underlinenya pakai tinta merah dan dibuat Bold. Tapi tetap aja terdapat perbedaan yang setipis kulit ari. Kalau Wardrobe Stylist biasanya cakupannya lebih besar, Fashion Styist menurut  gue lebih personal.


Gue saat berkolaborasi dengan seorang Fashion Blogger (Titaz). kami menjadi Fashion Stylist dan Wardrobe Stylist Konser 17 Tahun THE RAIN BAND.


Contoh kasus:

Sebuah program TV yang sedang di persiapkan untuk menjadi sebuah tayangan menarik di televisi, tentu saja memiliki banyak team yang akan membantu team produksi untuk mewujudkan ide-ide liar program itu menjadi sebuah bentuk visual yang sedap dipandang mata dan layak diterima oleh penonton. Nah, salah satu Departement yang ada dalam team ini adalah Wardrobe Stylist, dimana tugas besar mereka adalah mempersiapkan baju-baju yang dibutuhkan untuk membuat ide program TV itu menjadi lebih nyata.  Dari sini, team wardrobe akan mulai mencari-cari baju dan Fashion Designer yang sesuai dengan brief pakaian yang harus mereka persiapkan. Sampai sini ngerti dong? kalau gak ngerti baca lagi dari awal, hahahahhaa.....

Lalu, bagaimana dengan keberadaan Fashion Stylist yang kini juga  banyak berseliweran di berbagai program TV yang sedang tayang di televisi?

Lemme know you somethin.

Jauh sebelum profesi Fashion Stylist berjaya seperti sekarang,  sebetulnya profesi ini lebih dulu dikenal sebagai PENGARAH GAYA. Lingkup pekerjaannya lumrah ditemukan di media cetak,  khususnya majalah fesyen. Pekerjaan mereka adalah membuat konsep pakaian untuk keperluan pemotretan halaman mode. Job desk seorang Fashion Stylist sama persis dengan apa yang dilakukan oleh seorang Wardrobe Stylist. Hanya berbeda lingkup pekerjaan saja.

Ennnaaahhhh, semakin jelas yah perbedaannya.

Terlebih dijaman milenial seperti sekarang, dimana kemajuan teknologi sudah sangat-sangat berkembang pesat, gaya hidup orang-orang juga semakin beraneka rupa, dan kebutuhan akan visual yang menarik sudah tidak terbendung lagi, serta kemajuan industri entertaiment yang semakin besar, membuat seorang Wardrobe Stylist dan seorang Fashion Stylist memungkinkan untuk semakin sering berkolaborasi dalam sebuah project. Thats why semakin banyak Fashion Stylist yang dipekerjakan oleh seorang Wardrobe Stylist maupun sebaliknya.

Ruwet ya perkara ini?

Nggak juga sih, hahahahaha...gw akan membawa loe  ke contoh kasus berikutnya.

Sebuah Program Televisi sedang tayang, dimana di dalam program itu melibatkan banyak pengisi acara (Artis) yang memiliki kecenderungan kesukaan terhadap satu gaya tertentu. untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan, gak jarang seorang Wardrobe Stylist mempekerjaan seorang Fashion Stylist untuk meng-handle seorang atau beberapa artist sekaligus. Dan dalam kasus ini sang Wardrobe Stylist sudah menjabarkan gaya berpakaian seperti apa yang perlu di persiapkan oleh Fashion Stylist tersebut untuk dikenakan oleh Artist yang dia pegang.
Kenapa harus sampai meng-hire seorang Fashion Stylist?
karena  Fashion Stylist yang gw jelaskan diawal sifatnya lebih personal, gak jarang lingkup pertemenan seorang Fashion Stylist lebih dekat dengan profesi lain yang dibutuhkan dalam program ini. Let say, Banyak Fashion Stylist yang berteman dekat dengan seorang Fashion Designer, lalu kecenderungan ide mix and match seorang Fashion Stylist yang out of the box. Selain itu, karena kebanyakan Fashion Stylist adalah pekerja paruh waktu, mereka memiliki cukup banyak waktu untuk hunting baju kebeberapa Butik, pertokoan, dan pusat perbelanjaan. Sementara seorang Wardrobe Stylist memiliki keterbatasan waktu, karena disaat yang bersamaan juga harus mempersipkan program TV lain yang mungkin sedang running secara bersamaan.

Bersama Bintang Iklan, Saat Jadi Fashion Stylist untuk Video Commercial First Media


Sooooooooo.......kenapa menjadi seorang Fashion Stylist itu menyenangkan.
Pertama, jika loe seorang fashion stylist yang dipekerjakan oleh seorang penampil, A.K.A Arstis atau Public Figure, gak jarang loe akan ketiban rejeki ikutan populer. Let Say Caren Delano (Fashion Stylist kenamaan Dalam Negeri) yang belakangan semakin populer dan wara wiri di berbagai program TV setelah cukup lama menjadi personal stylist nya Syahrini (Sekarang udah Nggak) lalu sekarang menjadi Personal Stylist nya Angez Mo. dari Mancanegara ada Rachel Zoe yang pada akhirnya punya program TV sendiri di Hollywood.

Kedua, Seorang Fashion Stylist itu juga bisa merangkap sebagai personal shopper klien yang sedang loe handle. loe bisa shooping barang bagus (walaupun gak bisa ikut make, karena itu barang yang loe beli buat klien loe! hahhahhaa...), gak keluar duit, dan dibayar!

Ketiga, punya banyak hal yang bisa dikerjakan. contoh, dipekerjakan seorang photographer untuk pemotretan (pra wedding, fashion aditorial, fashion cataloque, profile photo, photo personal), bisa jadi Fashion Stylist untuk penggarapan video music, video commercial A.K.A iklan

Keempat, ini yang paling penting! loe bisa mendapatkan banyak networking! voilaaaaaa......pundi-pundi rupiah lagi tuh.

Dan apa yang membuat pekerjaan seorang Wardrobe Stylist itu menyenangkan?
Loe kerja di TV, ketemu banyak artist, bisa selfi bareng artist buat di upload di social media, kalau beruntung bisa jadi teman akrab beberapa artist. hahahahahaha.....

Hasil styling gue saat jadi fashion stylist untuk cover single terbaru Duo R
Photographer by Aditya Wardhana



CONCLUSION:
Bergayalah, karena kalau loe gaya loe sedep dipandang mata, asal jangan kebanyakan gaya!!!! hahahaaahahahahahah *KETAWA SETAN

Sabtu, 19 Januari 2019

Dulu Dikatain Baju Office Boy, Sekarang Dikatain Baju Badut!

Crazy No Play by Fei yang menjadi anak sulung gue di industri fashion, tahun 2019 memasuki usia 9 tahun Mei mendatang.  Seperti yang sudah pernah gue ceritakan di Blog ini,  bahwa tujuan gue membuat brand fesyen sendiri tentu saja karena gue gak kepengen jadi penggangguran yang pada akhirnya berujung menjadi sampah masyarakat.

Well, setelah 9 tahun apa yang sudah gue dapatkan dari merek baju gue ini? 

PENGALAMAN!

Yess, Sebagai pengusaha yang memulai semua dari nol dengan modal khayal-khayal babu,  gue bersyukur bisa memiliki banyak pengalaman dari usaha gue ini. Pengalaman pernah gemeteran memasuki rumah dinas Panglima Besar TNI saat isteri dan anaknya mempercayakan gue membuatkan baju mereka,  Pengalaman saat harus bikin kebaya pengantin dan keluarganya dari kalangan selebritis,  Pengalaman bisa ngerasain Fashion show untuk kali pertama di Indonesia Fashion Week, Pengalaman ketika bisa membuatkan baju untuk keperluan manggung beberapa artis terkenal Indonesia, Pengalaman harus bolak balik dari satu tukang jahit satu ke tukang jahit lain karena saat itu belum punya workshop sendiri dan blm bisa jahit dan bikin pola Sendiri, Pengalaman dimaki maki klien,  dan berderet pengalaman lain yang gak akan cukup jadi satu postingan kl gue jabarkan satu-satu. 

Tapi dari semua pengalaman yg pernah gue dapat, hal yang paling membekas saat baju yang gw buat di awal-awal karier gue dikatain Baju Office Boy oleh seseorang yang bahkan tidak gue kenal. Hinaan itu membuat gue mendendam dan menjadi cambuk untuk gw supaya punya karya yang lebih bagus dari sebelumnya. Tahun berganti gue kembali mendapatkan sebuah penghinaan yang cukup mengganggu pikiran dan hati gw saat baju yang gue buat dikatain baju Badut,  pelakunya tentu saja gue kenal dan itu yang membuat gue merasa terhina. 

Tapi apapun itu, sebagai pekerja seni,  gue gak mungkin membungkam semua mulut orang dengan dua tangan gue. 

9 tahun cuma dapet seabreg pengalaman? Lalu bagaimana dengan uang? 

Insha Allah semua akan terbayar pada waktunya. Seperti kata pepatah:
"Usaha tidak membohongi hasil".