Senin, 08 Desember 2008

Cuapeknya Poll......!!!!

Arghhhhhhhhh…………gila, badan gue rasanya mau remuk. Hari ini benar-benar melelahkan. gue ulangi, sangat melelahkan. Jam di ponsel butut gue dah menunjukkan pukul 21.00 malam, dan gue masih berada di dalam metromini 611 yang telah penuh sesak manusia-manusia dengan muka kusut, sekusut sarung bokap gue yang gak pernah di setrika sepanjang tahun, ditambah bonus aroma-aroma bau badan yang gak sedap sama sekali. Bau keringet, bau ketek, bau kentut dan bau kaki bercampur menjadi ramuan wangi yang sempurna untuk meracuni kami semua.

Metromini terkadang oleng ke kiri dan ke kanan akibat menikung sembrono di pertigaan, sementara bus kecil nan reot dengan bunyi berderak-derak yang lebih pantas masuk tempat penampungan besi tua tetap melaju dengan sombongnya tanpa perduli para penumpang yang sesekali berteriak histeris karena tiba-tiba bus ringsek ini nyaris terbalik. Rupanya sopir yang menunggangi besi tua ini hampir dipastikan tidak perduli dengan nyawa-nyawa manusia yang justru memberi dia lembaran-lembaran uang seribu usang untuk beli beras dan sebatang rokok kretek. Dasar sopir sialan, “loe kira yang loe bawa kambing”. Maki gue dalam hati setiap kali sang sopir ngebut tanpa ampun.

Mata gue tinggal segaris, rasanya badan gue juga sudah tidak bertulang. Tenaga gue udah benar-benar terkuras habis hari ini. Yang tersisa hanya butiran-butiran keringat yang membasahi sekujur tubuh gue, bercampur dengan aroma ketek yang mengalahkan wangi parfum gue yang harganya ratusan ribu rupiah.

Pagi-pagi buta ke kantor percetakkan temen di Kebayoran lama untuk ambil flyer promo event, dilanjutkan perjalanan dengan ojek dan disambung dengan busway menuju kantor gue di Rawamangun untuk meeting dengan bos dan team. Jam 2 an, setelah makan siang gue langsung angkat kaki menuju Pasar Pagi Mangga 2 buat cari tas untuk keperluan GoodyBag seminar, siang ini cuaca Jakarta bener-bener gak bersahabat. Darah dalam kepala gue rasanya mendidih waktu bertengger di atas ojek dari stasiun kota menuju kawasan pecinaan itu. Mencari tas yang pas ternyata bukan perkara gampang, selain gue gak tahu pasti tempat ngedapetin tuh tas, gue juga gak tahu namanya. Gue hanya membawa sample tas serupa. Maka jadilah siang itu gue harus menjelajahi setiap lantai Pasar Pagi yang ramenya amit-amit jabang bayi. Gue naik turun escalator dan berkali-kali dibuat nyasar oleh ncik-ncik bersanggul setinggi gunung bromo, yang nunjukin gue tempat bisa mendapatkan tas itu. Dan tahu kah kau saudara, dari lantai 3 gue harus turun lagi di Basment, karena toko tas itu ada di sana. Which is bestment itu pun sudah gue jelajahi kali pertama datang. Pengen ngamuk rasanya.

Perjalanan belum berakhir. Dari Pasar Pagi Mangga 2, gue juga harus ngecek kerjaan gue yang lain di Depok untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana dan minus kesalahan. Setelah itu Petukangan Selatan menjadi tujuan gue selanjutnya lagi-lagi untuk urusan pekerjaan. You know what? semua perjalanan melelahkan yang hampir mengitari separuh Jakarta hari ini membuat gue bengek, lupa bernafas dan mendadak susah kentut. Semua perjalanan itu gue tempuh dengan perpaduan apik moda transportasi Jakarta yang carut marut bak kancut: Metromini, Angkot, Busway dan transportasi favorite Cinta Laura: OJEK!!!!

Dan disinilah gue sekarang, terkapar tak berdaya dalam Metromini 611, diaromai hembusan asap DjarumBlack yang bertengger manis dibibir nyaris keriput bapak tua disebelah gue. ingin rasanya gue berteriak "Woiiiiii...ini bukan smoking area, tapi lelah telah membuat gue terdiam dalam segala rasa yang berkecamuk jauh di bilik hati gue.

Langkah gue udah bener-bener gontai manakala turun dari metromini sialan yang berhasil mengocok seluruh isi perut gue. Pandangan gue nanar, membuat semua benda di depan gue mendadak jadi seabstrak muka gue. Belum lagi Back Pack gue juga mendadak seberat gunung kembar yang dibalut kutang pink bunga-bunga, eh, maksud gue seberat gunung Bromo. Emang pernah gitu ngegendong gunung bromo di pundak? Auk ah……..!!!! Tas goody Back seratus pcs yang teronggok asal dalam kantong plastik besar, gue seret-seret gak nafsu. Badan gue rasanya ingin luruh ke tanah tempat gue berpijak, kedua telapak kaki gue rasannya udah perih dan panas banget, dalam sepatu convers ijo yang baru gue beli dua hari lalu (maksud hati pamer nih), tapi tetap gue paksa kedua kaki gue melangkah hingga kamar apartement gue yang bau apek. Tanpa babi bu lagi badan gue langsung ambruk di kasur gue yang gak empuk lagi dan meninggalkan suara “Bummmm……” yang bergema sempurna dalam kamar apartement gue yang sempit.

15 menit kemudian……..

F: “Lagi Be Te kenapa?”
Gue: “Capek. Kerjaan deadline semua. Ini baru ajah nyampe kos”.
F: “Sabar atuh, namanya juga kerja”.
Gue: “Kamu lagi dimana?”
F: “Di sekolah. Lagi ngetik kerjaan”.
Gue: “Jam segini?” ini udah jam 10 malam. Emang lagi ngerjain apa?”
F: “Kerjaan sampingan (berarti F ngetiknya di samping sekolah, namanya juga kerja sampingan. Coba kalau di pojok sekolah pasti namanya kerja pojokkan), ketik tugas Bahasa Inggris anak SMA, kosakata regular Verbs dan Irreguler Verbs”.
Gue: “Dibayar berapa emang? Ampe bela-belain ngerjain tuh kerjaan ampe jam segini”.
F: “15ribu”.

Gubrakkkk……..!!! 15ribu? Gue mah ogahhhhhh…….bayarannya gak sepadan dengan jari-jari yang jadi keriting karena ngetik berjam-jam (belum tahu kan kalau rebonding jari-jari tangan lebih dr 15rb). Tapi sejujurnya itu buat gue jadi malu banget. Gue lakuin semua kerjaan gue yang menguras tenaga karena sudah tahu berapa jumlah rupiah yang akan mengalir ke rekening gue, tapi itu juga gue kerjainnya lengkap dengan ngomel-ngomel. Tapi F ngerjain satu pekerjaan hanya dengan upah 15 ribu walau itu berarti harus semalam suntuk tapi anteng-anteng aja.

F: “Ini lagu buat kamu”.

Perlahan-lahan mengalun lagu Matahariku-nya Agnes Monica yang terdengar kemeresek dari speker computer nun jauh di Ciamis sana. Kemudian berturut-turut lagu Merindukanmu-nya D’Masiv dan Karena kamu punya ku-nya Stinky. Yang membuat gue bahagia, terharu, seneng, melayang layang, berbunga-bunga, berkembang-kembang, mulai kembang kertas, kembang kol ampe kembang sepatu, karena semua lagu itu dinyayikan F dengan penuh penghayatan walaupun dengan suara sumbang nan becek karena gak ada ojek. Seketika semua lelah yang sedari tadi membungkus tubuh gue lenyap seketika. Gue serasa mendapat energy baru. Suara ancur tokek kegenitan yang sedari tadi menemani percakapan jarak jauh kita pun telah terdengar semerdu suara Agnes Monica.