Senin, 25 Agustus 2008

Awas!!!! Syndrom "Gampang Jatuh Cinta" membuat GILA.

Belakangan ini muncul satu syndrome baru yang mengacak-acak kehidupan gue yang sebenarnya sudah acak kadut. Syndrome aneh yang bikin pala botak gue makin mumet dan semakin gak bisa diajak berfikir logis dan realistis lagi.

Jadi, sejak kasus gue jatuh cinta dengan “Makhluk aneh nomor 1” asal Surabaya, yang berbuah cinta jarak jauh yang gue jabanin, dari pertemuan tidak disengaja ketika chatting di warnet favorite gue. Cinta ajaib yang buat rekening gue kembang kempes karena isi pulsa via M-Banking yang tidak terkendali, cinta ajaib yang berhasil buat gue nangis bombay bak adegan-adegan di film-film india, cinta ajaib yang sudah menghancurleburkan perasaan gue, cinta ajaib yang membuat gue sedih tak berujung, cinta ajaib yang memaksa gue mencari jejak langkahnya dari Surabaya hingga Jombang (jangan-jangan neh makhluk aneh ikut dimutilasi Ryan!), cinta aneh yang membuat gue mengirim setumpuk e-mail dan segepok komentar tak berkesudahan di friendsternya, cinta aneh yang membuat hati gue remuk redam bak kambing kebakaran jenggot mana kala mendapati komentar berikut di salah satu profil sohib di friendsternya:

Makhluk Aneh nomor 1: “Kak Nino, kangen banget neh”

Cinta aneh yang membuat gue benar-benar kelihatan tolol dan bego karena gak tahu lagi cara apa yang harus gue lakukan untuk mendapatkan penjelasan, cinta aneh yang akhirnya berujung dengan kesia-siaan karena gue ditinggalin gitu aja tanpa penjelasan dan kejelasan status dan gue bener-bener hampir sinting dibuatnya. Cinta longdistance yang kita jabanin selama kurang lebih satu bulan terlalu banyak meninggalkan kenangan indah yang gak bisa begitu aja lenyap dari isi kepala gue. Termasuk lagu I love you beybe nya The Cangcuters yang bisa membuat gue mendadak ke hypermart untuk beli obat hypertensi, kepala cenut-cenut, perut melilit genit, air mata beranak pinak, manakala tidak sengaja kuping ini mendengar lagu itu. Cinta aneh yang membuat gue mempermalukan diri sendiri, seperti kata-kata Jhony Iskandar dalam lagunya:

Aku bukan pengemis cintaaaaaaaaaa……aaaaaaaaaaa
Yang harus selalu mengalah…..
Bila diputuskan cintaaaa…..aaa….
Dari sang kekasih……..


Kemudian kisah cinta gue yang paling NGGAK!!! banget dengan “Makhluk Aneh nomor 2” asal Malang yang hanya sanggup bertahan 42 jam 04 menit. Cerita cinta yang berhasil membuat gue ngewek mewek najis di warnet, dan semua itu terjadi karena perkara tiga kata “JARAK RIBUAN MIL”

Dua kisah itulah yang membuat syndrome ini berkembang biak dengan suburnya disetiap bilik-bilik cinta dihati gue. Syndrome ini gue beri nama: “Syndrome gampang jatuh cinta”
Bagaimana gak hampir gila, tadinya gue pikir setelah hancur lebur dalam waktu yang nyaris bersamaan, gue gak akan lagi jatuh cinta sembarangan. Tapi nyatanya pertemuan gue dengan “Makhluk Ajaib nomor 3” di Ratu Plaza saat gue rehat sejenak dari kejenuhan atas underpreasure event pamerannya DepDikNas yang gue garap beberapa hari lalu (tepatnya 20 Agustus 2008) membawa gue lagi-lagi terperangkap dalam aroma cinta pada pandangan pertama.
Kala itu kata-kata Elvis Preasley-Nya Indonesia *A.Rafiq* langsung tergiang-ngiang di kuping gue dengan syahdu.

Pandangan pertama awal aku berjumpa…..
Pandangan pertama awal aku berjumpa…..
Seolah-olah hanya impian yang berlalu…
Sungguh tak kusangka dan rasa tak percaya…


Makan malam dihari pertama dan diakhiri dengan rencana nonton Wall-E di Senayan City yang berakhir gatot karena kita telat 45 menit. Pertemuan singkat di Coffe Bean senayan city dihari kedua dan berujung acara makan malam dengan menu soto ceker di Gandaria. Kegiatan di hari ketiga yang sama persisi di hari kedua, membuat gue semakin terlena dan menaruh harapan lebih pada Makhluk aneh nomor 3 ini. Tapi nyatanya dia orang yang berbeda, entah dia sengaja menjalankan scene demi scene scenario percintaannya, memasang perangkap cinta dalam wajah ujian pendekatan agar tidak terkesan sebagai “Makhluk gampangan” yang mudah terbuai rayuan gombal murahan dari curut got kaya gue atau mungkin dia memang tidak ada perasaan apapun ke gue. Halah…gue makin mumet! Yang jelas ini semacam teka-teki silang yang mungkin harus gue mainkan bukan dalam waktu itungan detik seperti yang sudah-sudah. Statementnya yang to the point:

Makhluk aneh nomor 3: “Saya lebih suka semuanya mengalir natural.”
Gue: “……….”

Membuat gue sedikit menurunkan kadar harapan yang sudah terlanjur membumbung tinggi. Gue paksakan untuk gak sms dan telpon dia, nyatanya hanya sepersekian detik warning itu tergiang-ngiang diotak gue yang hanya sebesar otak ikan lele ini. Karena berikutnya sms berbumbu asmara dengan menggunakan bahasa kerinduan yang mendalam gue pastikan sudah berdesak-desakkan di inbox handphonenya.

Sedetik…….dua detik……tiga detik…..
Semenit……dua menit…..tiga menit…….
Sejam…..dua jam…….tiga jam…….
Hingga 2 x 24 jam…..


Gak ada reaksi apa-apa. Tetap dingin, membuat penasaran hati gue yang mulai kembang kempis.
Warning “Siap-siap kecewa, patah hati dan nangis Bombay” sudah menari-nari di kepala gue. Kalau kebo aja gak mau jatuh dalam lubang yang sama karena gak mau dibilang kebo tolol. Entah julukan apa yang pantas buat gue yang lebih tolol dari kebo dan suka MAIN HATI?

Kamis, 21 Agustus 2008

Karena Ingin Jadi Bertrand.

Jam di Hape gue udah nunjukin pukul 03.02 dini hari, dan masih seperti malam-malam kemarin, malam ini gue masih aja guling-gulingan gak jelas di atas kasur gue yang seprainya udah copot entah kemana karena tingkah gue yang lebih mirip pemain kungfu amatiran. Guling kiri guling kanan, tendang kiri tendang kanan. Oh iya, seprai gue warnanya PINK bunga-bunga loh! belakangan ini sisi feminin gue lagi mendominasi. Jadi maklumin aja!!! Hehehehehe……!. Dan malam ini baterai mata gue masih full. Yah saudara-saudara INSOMNIA gue belakangan ini semakin akut, gue baru bisa tidur jam 5 subuh! Jreng…jreng…!!! sementara besok gue ada meeting di Dep.DikNas jam 13.00 siang dan gue harus on location jam 10 pagi saudara-saudara. Tolongggggg…….!!!

Majalah yang gue dapet gratisan dari temen baru gue di coffe bean PIM 2 beberapa hari lalu gue bolak balik gak napsu. Gue lagi baca artikel THE EXPERT, yang intinya lekong kaya gue dan loe semua yang ngerasa lekong (lekong? kok kedengeran kaya banci taman lawang gitu yah!) oke, gue klarifikasi! Manusia berjenis kelamin titit atau laki-laki, ternyata tak ada salahnya memperhatikan penampilan tanpa ragu dan risau dibilang banci karena kesannya terlalu feminin (gue gak berani nulis banyak-banyak tentang artikel itu. Takut dikira ngutip dan nyadur, hehehehe….emang ini apaan namanya?). Sekarang banyak tuh laki-laki yang mengklaim diri mereka sebagai cowok metroseksual (metromini kali maksudnya?) so, tenang aja kali.

Habis baca tuh artikel, gue jadi keinget sama masa lalu gue yang dodol, tolol dan suram. Ceritanya, secara gue dulu tinggal di Bontang yang panasnya ngalahin panas dari kompor minyak tanah, juga gen item legam hasil turunan dari bokap gue, maka tidak heran kalau pekecing gue juga item legam nan dekil. Ibarat kopi item manis, gue ini tinggal ampasnya yang item, manisnya udah raip entah kemana.
Intinya, karena kebanyakan ngelihat iklan di TV dan memimpikan punya kulit putih bersih, hidung mancung, rambut pirang kecokletan seperti Bertrand Antolin. Gue pun pergi ke supermarket dan ngebeli paket lengkap lotion pemutih (krim siang dan krim malam) dengan malu-malu. Setelah coba tuh lotion, badan gue rasanya seperti habis dilumurin minyak goreng. Mengkilap bener.

Sehari…dua hari…..tiga hari…..
Seminggu…dua minggu…tiga minggu….empat minggu…..

Gak ngepek apa-apa coy! badan gue tetep aja sehitam pantat panci nyokap gue. Iklan yang gue lihat di TV tetangga tentang produk pemutih ini ternyata bohong besar. Buktinya setelah gue pake secara teratur sesuai petunjuk Dokter Sunat, gue gak juga kunjung berubah jadi Bertrad Antolin (yah iyah lah, secara dia bule. Lah, gue berdarah BUGIS totok). Tapi gue gak patah arang, berbagai produk pemutih kulit pun gue coba. Gue mulai rajin pake lulur bengkoang, lulur lumpur, nemplokin irisan mentimun, irisan jeruk purut di dua bola mata pimpong gue, pake masker Sari Ayu rasa bunga mawar (emang ada? Tauk ah! Pokoknya gitu), olesin odol di bibir waku mau menjelang tidur malam (katanya biar bibir gue merah), pakai sabun Shinzui, sampai berendem 7 hari 7 malem pake Bayclin pemutih punya nyokap gue (oke! Ini gue ngibul!!!). Sampai pake cara terakhir pun, gue masih juga belum putih-putih juga. Gue rasa gen item gue udah meresap sampai tulang sumsum.

Aksi bodoh bin tolol dalam rangka program pemutihan badan yang gue lakuin sekian lama berakhir GATOT alias gagal total. Bukannya dapet kulit putih bersih ala Bertrand Antolin seperti yang gue idam-idamkan, treatment aneh ini justru berujung dengan jerawat di muka gue yang tumbuh dengan subur-nya. Sementara PANU bertebaran di badan gue dengan sukses. Boro-boro mirip Bertrand, gue malah lebih mirip zebra bertato. Grhhhhhhhhhhhhh……..!!!!!!!

Jumat, 08 Agustus 2008

Tante-Tante itu.........

Belakangan ini gue lagi keranjingan nongkrong di Coffe Bean PIM 2. Seperti hari ini, Kamis (31 Juli 2008) jam 15.00 gue udah nongkrong di warung kopi elite ini. Segelas Capuchino panas menemani gue yang sedang browsing-browsing gak jelas. Tema nongkrong hari ini masih seputar pencarian ide untuk konsep event, karena proposal dah pada deadline semua. Tapi sampai detik ini gue masih juga mentok, mentok kiri mentok kanan, mentok atas, mentok bawah. Entahlah, pada kabur kemana semua ide yang kemaren-kemaren tumpah ruah di otak gue yang cuma segede otak lele ini.
Awalnya cofffe bean tempat gue nongkrong (sebaiknya kata-kata "Nongkrong" diilangin kali yah?!!! kok kedengerannya malah seperti TOILET UMUM ketimbang WARUNG KOPI ELITE yah?) sepi-sepi aja, hanya ada beberapa orang yang juga sedang sibuk nyeruput kopi dan utak atik laptop didepannya sambil kasak kusuk gak jelas (Gue yakin pasti gara-gara koneksi internet yang super lemot dan disconnect mulu, Menyebalkan!!!).
Jam 5 sore lebih dikit, sambil ngulet-ngulet nggak jelas mirip ulet keket ijo kesiram aer panas, gue noleh ke arah meja order. Olala….sedang ada seorang tante-tante yang asyik mahsyuk mantatin gue. Tante itu pake t-shirt item you can see (keteknya yang item!!!) dipadu dengan celana super-super pendek!!!!. Kelakuan tante ini boro-boro bikin gue horny, yang ada malah buat gue jadi jijay bajaj. Loh kok?
Masalahnya, celana super pendek (lebih pas disebut tuh tante cuma pakai Celana Dalam) yang dipakai sama tuh tante membuat PANTAT TEPOS DAN HITAM LEGAMnya terekspose dengan sempurna. Udah gitu pas dia balik badan mau kemejanya, anjrit!!!! ANCUR BANGET tuh tante. Dikepala gue saat itu “Neh tante pasti peliharaan BULE tua bin gendut dari jalan jaksa.
Oke, intinya tuh tante nggak banget dan tidak menarik perhatian gue (wah ketahuan deh kalau gue punya ambisi jadi peliharaan tante-tante, hehehehehe……)
Tapi peristiwa barusan jadi ingetin gue sama Tante Tiwi, janda anak dua yang berprofesi sebagai sekertaris seorang designer kenamaan di Jakarta. Tante Tiwi ini dulunya temen satu Apartemen gue di daerah Peninggaran. Awal gue jadi anak baru di Apartement ini, sebenernya gue gak begitu respek sama nih tante-tante. Judesnya itu loh Masya alloh. Pernah suatu senja yang remang-remang, gue dimaki-maki ama nih tante gara-gara ponakannya gue bawa jalan seharian tanpa sepengetahuan dia.
Eniwei…..
Mungkin karena status jandanya yang udah karatan, membuat dia haus belaian laki-laki, dan berhubung di apartement kita cuma gue yang terhitung brondong seger, maka mulailah tuh tante mendekati gue. Yang tadinya nih tante judes dan cerewetnya audzubillah min dzalik, tiba-tiba aja gitu jadi perhatian sama gue, hampir tiap sore gue dibawain makan ama dia (kesempatan emas nih, Sembilan tanduk iblis gue keluar atu-atu).
Suatu pagi yang cerah, tante Tiwi gedor-gedor kamar gue dengan mesra.
Tante Tiwi: “Fais, bangun! Dah siang neh.”
Dengan nyawa yang belum terkumpul semua, gue buka juga pintu kamar dengan males-malesan.
Gue: “Apaan sih? masih pagi nih”.
Dia gak langsung jawab, melainkan menutup mukanya dengan satu telapak tangan dengan tidak lupa membuat sedikit celah untuk mengintip.
Tante Tiwi: “Kamu itu, kebiasaan!!! Tidur cuma pakai CD (Baca: Kancut).
Ola…la..beybe, kelakuan buruk yang sudah menjadi hobbit itu memang susah dikendalikan lagi, gue mendapati diri gue berdiri di depan pintu kamar juga di depan seorang tante-tante janda beranak dua, dengan hanya mengenakan kancut dengan “Ade kecil” didalamnya yang pagi itu juga ikut bangun. Anjrit……..!!!! malu banget gue (Malu apa mau? Lkhjsagsbjjbdnvcbsvgsc……ketawa setan!!!!!). secepat kilat gue berlindung dibelakang pintu kamar sambil meraih bungkusan yang entah apa isinya, yang pagi itu disodorkannnya untuk gue.
Satu kebiasaan buruk yang disukai tante-tante dari gue (hasil pengalaman pribadi, bukan survey) sudah diketahui pula oleh tante Tiwi, sehingga sejak peristiwa “kancut dan ade kecil yang bangun” pagi itu, membuat Tante Tiwi punya hobby baru, yaitu menggedor-gedor pintu kamar gue ketika pagi sudah menjelang. Selain membagunkan gue yang kalau tidur lebih mirip kebo daripada orang, juga tentunya berharap akan mendapati gue berdiri lagi di depan pintu kamar dengan hanya menggunakan kancut plus “ade kecil” yang juga ikut-ikutan bangun.
Akal-akalan Tante Tiwi untuk merayu gue, gak hanya sebatas menggedor-gedor pintu kamar gue dipagi hari. Pernah juga suatu malam dia teriak dari dalam kamarnya.
Tante Tiwi: “Fais, kesini sebentar dong.”
Gue yang kebetulan lagi duduk manis manja group di teras apartement, langsung menyembulkan muka gue dengan senyum super lebar di depan kamarnya. Sementara itu gue mendapati dia sedang tidur-tidur mengoda diatas kasurnya.
Tante Tiwi: “Sini dong!”
Bagai sapi dicucuk idungnya, gue pun mendekat ke tempat tidur dimana Tante Tiwi terlentang bak putri duyung.
Tante Tiwi: “Temani Tante tidur dong.” Katanya sambil menarik-narik (dengan paksa) tangan gue.

Gue: “……….”
*Maap yah, menurut LEMBAGA PER-KOS-A(a)N INDONESIA (LPI) adegan selanjutnya terpaksa harus di SENSOR*. Wkalkjaajahvsb hnjv bvcxccvxgcbnbcnjxcgvccxxmcjxcvgxvcxccxvc…........(ketawa setan habis nelen durian montong yang montok dan gratis).
Tapi dari semua cara dan upaya yang telah dilakukan oleh Tante Tiwi untuk merayu gue, termasuk minta gandengan tangan waktu kita jalan di Blom M Plaza (Najis banget), gue paling inget waktu dia nganterin gue shooting sinetron di cempaka putih (gini-gini gue pernah main sinetron bareng Nagita Slavina, biarpun cuma kebagian peran figuran yang dikejar-kejar setan dikuburan, gue bangga tuh!!! hahahaahahahahaha……..).
Didalem taxi gue duduk berdua dibelakang, sementara temen gue (Ferdi) duduk didepan. Awalnya gue dan Tante Tiwi Cuma duduk (swear…tekewer….kewerr!!!!) sambil cerita ngalor ngidul. Gak lama kemudian dia mulai beraksi, tangan gue dipaksa untuk merangkul dia (gue bener-bener seperti anak kampung yang polos dan diajarkan tata tertib bercinta ala tante-tante janda lumutan), merasa rayuan pertama gak mempan sama gue, Tante Tiwi pun rebahan dipaha gue, mampus!! Gue gak bisa berkutik dan berkelit lagi. Akhirnya gue pasrah dia rebahan di- paha gue. Tadinya gue pikir aksi merayunya hanya sampai disitu, tapi tak seberapa lama Tante Tiwi mulai “NAKAL”, jari-jarinya mulai bergerak kesana kemari, gue jadi gugup, jantung gue dangdutan, keringet dingin, mual-mual, kembung (kelamaan nahan kentut) dan gue bener-bener mampus serta merasa tidak berdaya ketika menyadari jemarinya sudah sampai di daerah “Terlarang” dan mengajak “ade kecil” gue main kelitik-kelitikan.
Anjrottt….ttttt, malam itu gue dinodai tante-tante!!!!!!
Eniwei, capochino gue dah ludes gue telen tanpa ampun, idenya gak nongol-nongol yang ada malah ngelamunin Tante Tiwi. Arghhhhh……..!!!


Rabu, 06 Agustus 2008

Disconnect Day!!!

Jam 12.30 siang gue melek dari tidur, kucek-kucek mata bentar biar belekkannya rontok, habis itu nguap-nguap gak jelas, dan ngelap iler yang menyebarkan aroma bangkai busuk yang masih basah dan nempel disekitar bibir gue. gue masih lemes, badan gue lemes plus rada anget. hape butut gue tergeletak tak berdaya bercampur baur dengan barang-barang gak jelas yang berhamburan diatas kasur gue. gue ambil dan cek bentar, ada miscall dari temen gue dibandung trus ada sms dari managernya Syahrani ada sms juga dari maanagernya Widi AB Three dan satu sms dari pak rully, klien gue di Rumbai Riau. penasaran gue buka sms nya, jeng...jeng......jeng.....


Pak Rully: Bos, belum ada kepastian euy, siapa artisnya. karena kemungkinan besar eventnya batal, asap lagi menggila di pekan baru ini.


wadow..badan gue makin lemes. perut keroncongan, pala puyeng cacing-cacing di usus gue pada demo minta jatah makan siang.


Gue telp Pak Rully bentar, habis itu telponin manager-manager artis itu dan ceritaiin kondisi riau, ceritannya agak didramatisir biar keren, trus mengiba-iba bak pengemis yang sering gue temui di metromini.


Next.....


gara-gara sms itu, gue jadi gak semangat kerja hari ini, padahal masih harus buat proposal lagi untuk event tahun baru dan program tahun depan. tapi gue jadi bad mood!!!!
Habis mandi kucing (maksudnya mandi sama kucing), gue ke warung sunda langanan, tapi makan siang itu benar-benar tidak berkesan. rasa nasi + sayur labu siam dan segelas teh manis anget rasanya jadi tawar semua.


Okey next destination, gue janjian ama ayu, temen gue di Bank BCA. gue mau buka rekening lagi, setelah account gue berhasil di blokir, setelah selama setahun sukses gak pernah digunaiin. yah..iyalah,masa iya sih!
Dengan ojek yang gue bayar 10ribu perak, akhirnya gue berhasil nyampe di BCA Pondok Indah, ngurus ini itu setelah ngantri cukup lama and than i'm finish dan selanjutnya dengan metromini gue meluncur ke PIM. gue pengen nonton, cek pilm bagus dulu di pim 2 pas mau bayar gak sengaja liat monitor si kasir dan disana tertulis dengan indahnya harga tiket pilm yang mau gue tonton hari ini, 40 ribu. MALESSSSS....... kali!!!! alhasil gue lari ke PIM 1 dan bayar 25 ribu untuk pilm itu. pertunjukan masih lama, masih sekitar sejam lagi, jadi gue ke Gramed. niatnya cuma mau liat-liat tapi buku-buku itu begitu mengoda iman (gue rasa buku itu sejenis gadis perayu yah)




maka jadilah gue beli bukunya si Riva, Dokter gendeng itu (Dokter Ngocol) dan novel Cintamu seluas Samudra.


Eniwei, akhirnya jam 16.30 gue udaah duduk manis di dalam theater 1 PIM 1 dan gue nonton The Mummy Tomb Of The Dragon Emperor.

Asli filmya cihuy banget, bikin deg-degan, bikin penasaran, apalagi animasinya KURENNYA ampun. scene per scenenya buat gue gak mau berkedip, 12 jempol untuk pilm ini, gak sia-sialah penantian selama 7 tahun. brendan fraster mix jet lee cihuy banget deh, apalagi yang jadi alex anaknya brendan yang udah gede dan gantiin bokapnya jadi pencari mummy di china actingnya TOP BGT, pasangannya yang aktris china juga cuantik abissssss....sssss, cuma sayang Rachel Weisz gak ikutan maen lagi tapi udah diganti ama actris lain. gue paling suka scene "Shangri-La nya" Animasinya super keren, TOP MARCO TOP dah pokoknya (duh, betawinya keluar), settingnya, lokasinya, angelnya keren abiss.....sssssss, musti nonton neh pilm. skala bintang 1-5 gue kasih **** untuk neh pilm.
Udah dulu ah.....
jrengg.......jrengggg......

Jumat, 01 Agustus 2008

Telp Raditya "kambing Jantan" Dika, membuat gelagapan

Beberapa waktu lalu gue ngubek-ngubek blognya si kambing. Disana ada sederet jadwal talkshow buku terbarunya: Babi Ngesot, pasca kepulangannya dari Utrech. Sebagai orang yang baru aja terkena virus kebodohannya kambing yang ngaku jantan padahal sebenernya kebetina-betinaan, juga sebagai orang yang tidak pernah datang ke talkshownya dia di toko-toko buku. Maka jadilah gue gak tidur semaleman demi bisa ngelihat talkshownya di salah satu TV local di Jakarta tercinta pagi ini (sorry yah Mbing, gue bukannya nge fans sama loe! Gue Cuma penasaran liat tampang dan denger cara bicara loe. Sekaligus mencari pembenaran dari pertaanyaan gue *Bener gak sih loe udah jadi Homo* Nggak banget yah alasannya).

Si kambing gak sendiri rupanya, dia bareng ama OM Leo. Nah iseng-iseng gue coba telp station TV nya, gak berharap juga seh bakal tersambung, secara pulsa gue udah jungkir balik. Kali pertama….telp diseberang sana lagi dihubungin orang lain, kali kedua…..masih sama, kali ketiga….juga masih sama orang lain. Kali ke empat…suara mbak-mbak provider….”Maaf, Radith gak mau angkat telpon anda!” kok gue jadi penasaran yah?

Maka sayup-sayup terdengarlah suara Bang Rhoma…..
Sungguh mati aku jadi penasara…….aann
Sampai kriting pun akan ku coba telpon…..

Loh???

Setelah beberapa kali coba, akhirnya nyambung juga.

Gue: “Pagi Jakarta.”

Koor: “Pagi juga.”

Gue: “Radih!!!!!! (teriak kaya banci kaleng makan kaleng, tidak habis ditempeleng) akhirnya bisa juga gue ngomong sama loe. Loe tuh bego…..bego…sebego…begonya!!!! tapi gue salut. (gak nyambung kan?!)

Gue mendadak speechless, gak tahu musti ngomong apa lagi, tiba-tiba gue blank, gue ilang ingetan, muntah kuning, perut pusing, pala mencret (Ini intinya speechless, atau lagi kena santet?)

Gue: “Jadi inget kebodohan loe yang panik gara-gara benjolan diketek loe. Boleh gak liat ketek loe?!”

Radith: “Gak tahu juga, secara gue gak tahu *ORIENTASI* loe.”
Menanggapi arti dari “Orientasi” yang diucapin dengan tidak berprikambingan, hampir aja gue ke ceplosan…..

Gue (hanya di otak gue) : “Kan loe juga Homo”. (berarti gue homo dong, Huaaaaaaaa……takut dimutilasi, loh kok?)

Karena udah bener-bener gak bisa mikir mo ngomong apa lagi, maka jadilah gue bertanya seperti ini:

Gue: “Kapan buku baru loe keluar?”
Presenternya yang cewe: “Ini udah keluar *BABI NGESOT*”

Gue: “Udah baca (dengan nada super jutek). Itu buku yang loe bilang di blog loe *Progres buku ke 5* tentang cinta-cinta gak jelas loe?”

Habis itu….tuttt..ttuttt….tuttt….telpon terputus, entah siapa yang putusin, gue atau cewek yang jadi operator diseberang sana. Bodo amat!!! Gue pun tidak menghiraukan jawaban yang diberikan Radith mengenai pertanyaan super bodoh gue yang tidak bermakna dan berkesan sama sekali. Gue terlalu excited bisa ngomong sama si kambing, duh betapa dungu nya gue!!!!