Jumat, 15 November 2013

Bontang

Dua mata gw terkatup rapat, seolah ada lem yang membuatnya begitu. Padahal, 2 jam perjalanan dengan burung besi berteknologi tinggi yang membawa gw mendarat sempurna di Bandara udara Sepinggan Balikpapan - Kalimantan Timur sudah gw pergunakan untuk membayar hutang tidur yang tersunat semalam.

"I will say good bye and thank your for fly with Garuda Indonesia"
Begitu kira-kira kata pamungkas dari Fligth Attandent dari balik speaker phone yang masih berdengung-dengung merdu dalam kabin moda transportasi ini, dan membuat gw setengah hati memaksa mata ini benar-benar melek sempurna.

Kota ini selalu bermandi cahaya, setidaknya begitu yang gw rasakan pagi ini. Baru jam 10 pagi kawan, tapi sinar si Raja Siang ini sudah sangat menyengat, dan memaksa bulir keringat bermunculan dari pori2 permukaan kulit gw. Beruntunglah kaca mata hitam pekat yang bertengger kokoh di hidung gw yang tak seberapa bangir bisa menolong menghalau sinar matahari dan membuatnya sangat redup sebelum sampai ke pupil mata gw.

Perjalanan ini belum berakhir, masih ada sekitar 6 sampai 7 jam lagi yang harus dilewati menempuh jalan berkelok, berbatu dan berlubang dengan hiasan hutan liar dibeberapa titik untuk sampai ke kota tujuan gw. Bontang.
................

Langit sudah tak sebiru siang tadi, ada semburat jingga menyapu langit sore berhias bola pijar orange metalik, membuat pucuk-pucuk dedaunan dari hutan yang nyaris terbabat habis dibatas cakrawala tak lagi terlihat berwarna hijau gelap. Dan lukisan alam yg sempurna ini menyambut kedatangan gw di kota ini. Welcome to my hometown.

Roda-roda mobil Innova yg gw sewa seharga 500 ribu dr airport menuju kota Industri ini bersetubuh dengan jalan aspal menuju kediaman orang tua gw. Cuma perlu waktu kurang dari 30 menit dari gerbang kota ini untuk sopir menepikan kendaraannya di halaman rumah gw. Ahhhh gw tiba dengan selamat di penghujung Ramadhan tahun ini, persis ketika suara Adzan berkumandang dari moncong speaker Masjid sederhana yang tak begitu jauh letaknya dari kediaman kami. Dan ini adalah waktu berbuka puasa paling nikmat yang pernah gw alami. Dan esok akan menjadi Eid Mubarak yang semarak dikeluarga kami, karena ini adalah kali pertama buat gw menyiapkan seragam keluarga lengkap.
................

Bontang mungkin masih terlalu asing untuk sebagian orang penyuka jalan-jalan, kota ini memang bukan tandingan Bali, Bangka Belitong, Raja Ampat atau Pulau Derawan, karena kota kecil ini bukan Kota tujuan wisata. Tapi dari kota kecil ini sebagian besar Devisa Negara berasal. Bontang adalah kota Industri dengan 2 perusahaan berskala International. Di sinilah PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Badak NGL berdiri dengan jumawanya, menjadi "rumah" bagi hampir sebagaian besar penduduk mencari nafkah. Tapi kota kami tidak juga terlalu miskin spot wisata, ada perkampungan nelayan yang sekelilingnya berhiaskan pohon-pohon Bakau. Dibangun di atas laut dengan material kayu besi (ulin), terkenal dengan sebutan Bontang Kuala dan menjadi salah satu spot terbaik anak-anak muda Bontang kongkow-kongkow sembari menyaksikan Matahari tertelan rimbun pohon bakau.

Tidak hanya itu, jika ingin menghabiskan waktu mencoklatkan warna kulit sembari bermain dengan air laut, Pulau Beras Basah dengan tawaran sinar matahari yang menyengat adalah pilihan terbaik. Gw ingat betul puluhan tahun lalu pulau ini cukup besar dengan mercusuar yang terpatri ditengah-tengahnya, dengan air laut berwarna torquise yang berkilauan, namun saat ini erosi sudah menggerusnya, hingga kita hanya memerlukan waktu tak lebih dari 10 menit untuk mengelilinginya. Mercusuar itu pun tak lagi berada ditengah melainkan semakin terpinggirkan. Namun demikian, Pulau ini tetap menjadi primadona warga untuk sekedar berekreasi walau dengan fasilitas yang sangat minim.

Kabar baiknya adalah Pulau beras Basah saat ini sudah menyediakan spot diving yang sederhana. Satu waktu gw akan kembali dan mencoba menjajal keindahan bawah lautnya.