Kamis, 25 September 2014

Kenapa harus putih?!

Wiwit: "Bebih, 19 besok schedule kosong gak?"

Gw: "Kerja seperti biasa, kenapakah?"

Wiwit: "you're invited to my saturdate nite"

Gw: "I'm in bebihhhhhh"

Wiwit: "in white yahhhh. IT MUST!!!!

Gw: "Modyarrrrr. Gag punya Baju putih."

Wiwit: "Pakai kebaya aje. Bhuayyyyyyy!








Dress code selalu jadi momok menyeramkan buat gw, terlebih ini pestanya seorang fashion stylist Majalah kenamaan Ibu Kota, which is tamu yg limited bgt adalah orang-orang fashion juga. Seperti ada sebuah keharusan untuk "tampil" stand out dipesta kecil nan keceh ini. Pengennya hanya pakai jeans dan singlet putih tapi apa daya, perut yg sudah tak six pack lagi ini ditambah kemeja kekecilan ini harus disembunyikan dengan top's layer  untuk mengkamuflase semuanya. 

And the end tetep stand out dong? Yah kannnnnnnn?!!!




Kamis, 18 September 2014

Polkadot, Berani?

Kenapa Jeans dan T-shirt adalah most fashion items yg kudu nangkring di lemari  cowok? Itu karena pria adalah jenis makhluk hidup paling gak mau ribet dimuka bumi.

Dan ketika pesohor negeri seperti Anjasmara dan Fery Salim memperkenalkan style Pria Metro Sexual, BOMMMMM......banyak kaum Adam seketika bersolek diri. Keluar masuk toko pakaian berburu kemeja slim fit, seminggu sekali nongkrong di salon untuk perawatan rambut dan wajah demi bisa tampil maksimal diberbagai occation.

Lalu, tren K-pop datang, mewabah seperti virus. Sebagian meninggalkan style Metro Sexual yg klimis, beralih dengan gaya berpakaian yg lebih dinamis, color full, sebagian eksentrik. 

Kemudian pria sudah bukan makhluk pemalu lagi, walau tetap menjadikan T-shirt dan Jeans sebagai pakaian kebangsaan, kami sudah berani melirik fashion stuff yg tadinya seperti musuh bebuyutan.

Ada yg berani pakai kemeja polkadot? 
I do!!!! Hahahahahaaa

Rabu, 17 September 2014

Sosialite VS Fashion Blogger

Julukan Sosialite sudah sangat populer sejak bertahun-tahun lalu. Kehidupan yang serba glamorous dengan outfit international brand melekat ditubuh mereka from head to toe. Kebanyakan dari pencinta fashion ini berkelompok dalam komunitas Arisan yang kerap dilakukan di venue super mewah, dengan nominal arisan mencapai puluhan juta rupiah. Gaya hidup yang super jetset tentu saja dibarengin dengan background keluarga yang mumpuni. Dan ketika perempuan-perempuan super stylish ini berkumpul dalam satu meja arisan, topik pembicaraan mereka gak akan jauh-jauh dari Destinasi liburan yang sedang happening, fashion items terbaru keluaran merek kenamaan, teknik perawatan kecantikan yg nominalnya bisa mencapai puluhan juta rupiah, dan satu hal yang tak mungkin terlewatkan adalah gossip-gossip kekinian. 

Kehidupan sosialite yang serba "wah" bahkan menjadikan mereka sebagai icon fashion dan selebritis. Let say Kim Kardhasian, Paris Hilton hingga Sosialite asal negeri sendiri yang gak perlu lah gw sebut in namannya. 


Sosialite sekaligus Bisnis Woman pemilik akun Instagram @dssaksss yg style fashionnya banyak menginspirasi Hijabers.



Lalu, ketika seorang Blogger tanah air, Diana Rikasari muncul di dunia maya dan mendobrak pakem berpakaian yang selama ini cenderung konvensional, dengan gaya eksentrik, seketika itu pula dia menjadi icon baru didunia fashion. Label Fashion Blogger kemudian disematkan pada ibu muda pemilik bisnis sepatu/sendal ini.


Diana Rikasari, eye catching with her look. Polka!


Diana Rikasari menawan dgn salah satu karya saya (pink tops) beberapa tahun lalu.


Mix and Match dalam berpakaian kemudian seketika mewabah. Blog-blog dengan konten fashion banyak bermunculan dengan berbagai style fashion untuk sebuah harapan: disematkan lebel Fashion Blogger dan menginspirasi banyak orang.

Fashion Blogger cepat populer karena hanya diperlukan kepandaian memadupadankan items2 fashion. Gak ada aturan harus berasal dari status sosial berpenghasilan fantastis. Seorang Fashion Blogger cenderung out of box, gak mementingkan International Brand, asal pandai mengolah style, Voilaaaaa.....baju-baju second hand pun bisa tampil keceh. Bahkan banyak dr fashion blogger yg gemar menggunakan lokal brand untuk tampil ciamik.


Sudah layak-kah pemilik CRAZY NO PLAY ini disebut Fashion Blogger??? Hahahahaaaaa
T-shirt unbrand, boleh beli di Ambasador mall.
Patchwork Harem pants unbrand beli di Mirota Jogja.
Tas kulit kerbau, unbrand beli di Mirota Jogja.
Gelang tanduk kerbau boleh beli di Malioboro
Captured by Friends at WarunKomando, Tebet.


Jika Sosialite lebih suka kongkow-kongkow dengan Genk Arisan mereka ke tempat-tempat mewah, para fashion blogger lebih suka Hangout ke tempat-tempat yg kental dengan sentuhan-sentuhan Creative, maupun festival-festival seni yang Independent.

Fashion Blogger buat gw lebih terlihat jujur, sedangkan sebagian orang yg ingin sekali masuk dan diterima di lingkungan sosialite rela nyewa fashion items brand-brand international demi bisa tampil ala perempuan-perempuan Jetset.

Namun Sosialite dan Fashion Blogger (terkenal) memiliki kesamaan, yakni menjadi inceran para Fashion Designer ternama untuk menjadi tamu VVIP di front row berbagai fashion show. Diana Rikasari adalah salah satu Fashion Blogger Yang pernah hadir di Paris Fashion Week 2012.

Ciaaaaaooo bellllaaaaaa.......

Senin, 15 September 2014

Cemilan sore-sore


Green tea panacota. 


Orang lain boleh saja tergila-gila minum kopi, tapi gw lebih suka menikmati secangkir tea, bisa juga lebih! Tergantung  isi dompet. Simple aja, karena gw penyandang penyakit maag akut, so gw memilih menghindari kopi. 

Secangkir lecy tea sore ini ditemani sepiring deserts: Green Tea Panakota yg gw pilih random dr buku menu yg diberikan oleh seorang pelayan kafe. Sejujurnya saat memilih menu ini gw gak kebayang seperti apa penampakannya, seperti apa rasanya. Asal pilih, asal tunjuk, and the end ternyata Green tea panakota dikongkow-kongkow sore ini ternyata menggoyang lidah. 








Sabtu, 13 September 2014

Apartemen Horror!

Sebagian orang beranggapan tinggal di Apartment tuh keceh, berkelas, bla....bla....bla....

Tapi buat gw pribadi, tinggal dirumah itu jauhhhh lebih keren. Bisa menikmati butiran air hujan yang menghantam genteng rumah, atau menghirup bau tanah yang naik kepermukaan karena disetubuhi hujan. 

Hemmm....
Ngomong-ngomong, beberapa bulan lalu gw menyambangi flat Viona disebuah Apartment dikawasan kuningan. Semula biasa aja, sampai ketika lift yang membawa gw belasan bahkan puluhan meter dr permukaan tanah berhenti dan sontak membawa gw melangkahkan kaki keluar Dr bilik kecil berinterior minimalist Itu.

DAMN!!!!
Gw salah lantai!
Kenapa pula liftnya berenti di lantai 17, bahkan gak ada seorangpun diLantai Ini. Fakkkk HORROR! Dan lebih horror lagi karena lift yg membawa gw ke lantai ini stuck disini, gak bisa naik gak bisa turun. Duhhhhh betapa rempongnya berada diapartemen dgn sistem pengamanan yg ketat sekali.

Oke, penderitaan gw belum berakhir! Hand phone gw low bet, totally metong, Dan bulu kuduk mulai berdiri satu demi satu. Jadi gak perlu aba-aba lagi untuk segera menyelamatkan diri melalui tangga darurat. Fineeeeee...17 lantai  menuju lobby. 

Kawan, dramanya belum berakhir! Satu-demi satu anak tangga gw lalui Dan cahaya lampu semakin habis di anak-anak tangga berikutnya, bisa ditebak selanjutnya, gw dihadapkan dengan ruangan gelap gulita. Jadi, daripada nanti kencing dicelana gara2 ketemu sosok aneh dibawah sana, gw memutuskan untuk keluar Dr Lantai 9 ini. Dannnnnnn, pintu daruratnya gak bisa dibuka Dr dalam saudara-saudara.

Sial!

Udara makin tipis karena sudah tidak adalagi cela udara untuk masuk ke dalam sini.
So, daripada mati lemas, mau tak mau suka tak suka, gw harus menerobos kegelapaan dgn perasaan gundah gulana.  

--------------------------------------
Viona: "Lumayan deh tuh yah betis kondean turun anak tangga 18 lantai."

Gw: "Ini macam habis diperkosa asal-asalan."


That's why I hate apartments.





Jumat, 12 September 2014

Keren bikin bergairah.

Bekerja di Industri fashion yang serba glamor kenyataanya memang gak mudah, kejam! Tapi sekaligus menyenangkan! Atau kata lainnya MERIAH.

Gw juga sudah lebih lunak sekarang, gak se-naif ketika awal-awal memijakkan kaki di bidang pekerjaan ini. Statement yg kerap gw tekankan pada teman-teman bahwa gw ingin klien-klien lebih melihat karya gw, bukan penampilan gw Yang alakadarnya sudah tidak relevan lagi untuk gw terapkan. 

Terlihat keren itu memang sebuah keniscayaan teman. Sometimes jadi pusat perhatian itu memang menggairahkan! 

Dan....

Gw pun beruntung punya teman-teman yang stylish, gw jadi ketularan pengen keceh. Resikonya cuma 1, BELANJA MOLO!!!! Menyebalkan!!!


Glasses by Hasil ngerampok temen.
Shirt by Beli di Online Shop.
Vest by Crazy No Play.
Pants by Salt & Paper.
Shoes by Rizal Armada.
Bags by Beli di Malioboro.

Fashion Stylist by Wiwit Sebrina.
Location at Sinou Kaffee Resto Panglima Polim.

Selasa, 09 September 2014

Afternoon Tea
















AFTERNOON TEA, bercerita soal persahabatan 3 orang yang bekerja didunia fashion dengan spesifikasi bidang pekerjaan yg berbeda. Ketiga sahabat ini punya agenda rutin dipenghujung minggu yakni: Afternoon Tea sembari bercerita satu sama lain mengenai segala masalah yg terjadi dalam pekerjaan mereka.

Henry Habayahan, Sutradara muda jebolan sebuah program di TV swasta nasional berkolaborasi dengan Fei (Fashion Designer), Wiwit Sebrina (Fashion Stylist), Aditya Wardhana (Fashion Photographer) serta Alexandra Aubrey (Make up artist) serta menggandeng pemain Sinetron kawakan Shezy Idris dan Presenter handal Shita Destya akan menyuguhkan cinematography yg ciamik dengan setting Kawah Putih Ciwidey dan romantisnya suasana Sinou Kaffee Resto Panglima Polim. 

Film pendek berdurasi 7menit 25detik ini akan release setelah mengikuti beberapa short movie festival di Inggris dan Belanda.