Kemarin tepatnya, ketika bumi baru saja hangat suam-suam kuku. Hanya ditemani segelas teh manis hasil racikan sendiri yang masih mengebulkan asap panas, gue pun menikmati PAGI JAKARTA hasil olahan pemikiran orang-orang kreatif disebuah local tv station di Jakarta yang kian sumpek dan semerawut ini.
Dan hari ini, gue rampok topik itu kesini, "Being 20 something is SOMETHING".
umur 20
gue sudah menjadi presenter dan penyiar radio TV dan Radio lokal di sebuah kota kecil di kalimantan timur, dari sekedar iseng-iseng menjadi profesi dan gue anggap passion gue.
umur 21- 26
gue hijrah ke Jakarta, tadinya niat hati untuk melanjutkan profesi sebagai broadcaster di kota besar ini, hanya berbekal pernah jadi penyiar dan presenter rasanya dunia sudah gue genggam, tapi nyatanya mata, telinga dan hati gue terbuka lebar disini, ada sejuta kepla yang juga ingin terkenal. tak menjadi penyiar radio dan presenter untuk sementara waktu it's oke lah, karena justru gue mendapatkan opportunity yang lain, gue menjadi salah satu creative di Padhyangan 6, Sanggar anak-anak yang juga berbasiskan parodi, assisten presenter cukup terkenal, crative di Event Organizer, beberapa kali nongol di sinetron dan iklan walau hanya sekedar suporting tallent dan merintis karier sebagai fashion design.
umur 27
gue berusaha bangkit dari keterpurukan. ketidak disiplinan dirilah yang membuat gue terpuruk begitu dalam saat ini, dan bukan perkara mudah untuk kembali bangun dan berdiri lagi diatas kedua kaki. impian menjadi penyiar radio dan presenter perlahan mulai menghilang walau tetap ada keinginan untuk meraihnya, creative di EO telah gue lepas untuk pekerjaan baru gue sebagai fashion design karbitan, tapi justru disinlah gue terpuruk karena ulah gue sendiri. rasanya saat ini yang tertinggal adalah kesusahan demi kesusahan.
"kita perlu jatuh dulu, kemudian bangun, walau harus jatuh lagi tetap harus bangun, perlu berdarah-darah dulu untuk kemudian sukses, karena disitulah letak pelajaran yang hakiki" sekali lagi rampok petuah bertuah sang host pagi jakarta hanya sekedar tuntunan supaya gue sanggup untuk berdiri lagi.
being 20 something is SOMETHING. sudahkah?
gue hanya bisa menggelang pelan.
Kamis, 30 April 2009
Senin, 27 April 2009
i just wanna say : all of you just need VCC, 5 minutes your paypal verified
Suatu hari gue blogwalking mengunjungi blog temen2 dan akhirnya terdampar di blog milik Zee. lucu juga identitasnya tehsusudotcom
postingannya "Tampil perdana di TV" menarik perhatian gue, "Mendulang uang lewat blog" wew, patut dicoba. secara frekuensi nge blog belakangan ini sedang high voltage.
Hanya dengan nge-blog zee bisa mendulang 300-500 dollar sebulan, sinting!!!! gak perlu nunggu matahari terbit menyinari bumi yang nyaris rongsokan ini, esok hari. karena beberapa menit setelah tayangan itu, gue udah ngubek-ngubek om gugle untuk mencari semua yang zee omongin di tv, mulai broker sampai paypal.
Seperti kata Bang Rhoma hidup itu perlu perjuangan dan doa, usaha gue mendulang dollar dari blog gue nyaris ambruk seratah tanah. gue mentok di Paypal.
Fuihh...Credit Card, dan inilah biang huru hara ini, i haven't credit card. CC diperlukan untuk proses registrasi dan verifikasi paypal.
I need om gugle more, dari semua info yang gue kumpulin debit bisa digunakan untuk Verified paypal, but, ternyata gak semua debit yang di keluarkan bank di Indonesia bisa digunakan untuk verifikasi. Gue udah nyaris putus asa sejauh ini. Dollar demi Dollar yang bakal numpuk di rekening lenyap selembar demi selembar dari angan gue.
But, any 1001 ways going to roma, iseng-iseng gue blogwalking dari satu blog ke blog lain sampai jemari lentik ini nyaris sekeriting cabe keriting. Mata yang tadinya cuma tinggal 1 1/2 watt langsung terbelalak nyaris mencelat dari rongga mata gue. hati gue hip-hip hura, berbunga-bunga dan berkembang-kembang, dari kembang sepatu hingga kembang kol.
Gue sukses terdampar di satu tempat yang ngebahas tuntas..tas..tas... masalah verifikasi paypal dengan mudah. we just need VCC, yang kalau di artiin sama dengan VIRTUAL CREDIT CARD. VCC bertujuan untuk verified paypal dengan mudah, aman dan murah.
kalian: MURAH???
gue: murah bener.
kalian: kirain gratis.
gue: gratisan mulu! apa kata dunia.
kalian: emang berapa? ampe jual tanah gak?
gue: buset dah, nggak se extreem itu kali. cuma Rp.75.000 + 5 menit.
kalian: kok pake 5 menit? yang punya bisnisnya cici paramida yah?
gue: dasar dangduters!!!! maksudnya, kita cuma perlu bayar 75 ribu doang dan paypal kita aktif dalam 5 menit.
kalian: MAUUUUUUUUUUUUU.....ah!!!!!!
gue: harus, recomened banget! paypal gue dah sukses verified dengan vcc, coba main ke jualvcc, karena semuaa...aaa ada disini
just here, because yang lain Nothing!
postingannya "Tampil perdana di TV" menarik perhatian gue, "Mendulang uang lewat blog" wew, patut dicoba. secara frekuensi nge blog belakangan ini sedang high voltage.
Hanya dengan nge-blog zee bisa mendulang 300-500 dollar sebulan, sinting!!!! gak perlu nunggu matahari terbit menyinari bumi yang nyaris rongsokan ini, esok hari. karena beberapa menit setelah tayangan itu, gue udah ngubek-ngubek om gugle untuk mencari semua yang zee omongin di tv, mulai broker sampai paypal.
Seperti kata Bang Rhoma hidup itu perlu perjuangan dan doa, usaha gue mendulang dollar dari blog gue nyaris ambruk seratah tanah. gue mentok di Paypal.
Fuihh...Credit Card, dan inilah biang huru hara ini, i haven't credit card. CC diperlukan untuk proses registrasi dan verifikasi paypal.
I need om gugle more, dari semua info yang gue kumpulin debit bisa digunakan untuk Verified paypal, but, ternyata gak semua debit yang di keluarkan bank di Indonesia bisa digunakan untuk verifikasi. Gue udah nyaris putus asa sejauh ini. Dollar demi Dollar yang bakal numpuk di rekening lenyap selembar demi selembar dari angan gue.
But, any 1001 ways going to roma, iseng-iseng gue blogwalking dari satu blog ke blog lain sampai jemari lentik ini nyaris sekeriting cabe keriting. Mata yang tadinya cuma tinggal 1 1/2 watt langsung terbelalak nyaris mencelat dari rongga mata gue. hati gue hip-hip hura, berbunga-bunga dan berkembang-kembang, dari kembang sepatu hingga kembang kol.
Gue sukses terdampar di satu tempat yang ngebahas tuntas..tas..tas... masalah verifikasi paypal dengan mudah. we just need VCC, yang kalau di artiin sama dengan VIRTUAL CREDIT CARD. VCC bertujuan untuk verified paypal dengan mudah, aman dan murah.
kalian: MURAH???
gue: murah bener.
kalian: kirain gratis.
gue: gratisan mulu! apa kata dunia.
kalian: emang berapa? ampe jual tanah gak?
gue: buset dah, nggak se extreem itu kali. cuma Rp.75.000 + 5 menit.
kalian: kok pake 5 menit? yang punya bisnisnya cici paramida yah?
gue: dasar dangduters!!!! maksudnya, kita cuma perlu bayar 75 ribu doang dan paypal kita aktif dalam 5 menit.
kalian: MAUUUUUUUUUUUUU.....ah!!!!!!
gue: harus, recomened banget! paypal gue dah sukses verified dengan vcc, coba main ke jualvcc, karena semuaa...aaa ada disini
just here, because yang lain Nothing!
Jumat, 24 April 2009
Barbel nangkring di leher
Sore sudah menjelang, ruangan yang didominasi warna biru merah ini hip hip hura sekali sore ini. Dentuman aneka rupa jenis musik membahana disetiap sudut ruang bersama dengan denyut nadi dan denyut jantung yang merangkak naik. Treadmill yang masih gress berdesis stabil bersama langkah kaki jenjang diatasnya, seorang wanita cantik dengan tubuh aduhai dibungkus body suite ketat warna warni macam permen gulali, bermandi peluh, membuat jakun naik turun.
lelaki itu, yang berdiri disudut sana, hanya beberapa langkah dari wanita itu, juga tengah bermandi keringat. Ototnya berkontraksi ketika beban puluhan kilogram dia mainkan di pundaknya. Badannya yang macam mike tyson berkilat-kilat di terpa bias cahaya sore yang berhasil menyusup nakal dari kaca tembus pandang beberapa meter diatas gedung ini. Sempat merinding disko juga melihat bekas luka di sekujur lengannya.
gue: lengannya kenapa tuh?
instruktur gue: di setrika.
gue: ......???
instruktur gue: dulu dia bekas preman di Surabaya, sekarang dia Satpam diperusahaan sini. kan gak boleh tatoan.
gue: walah kurang licin tuh nyetrikanya, kurang panas kali setrikaannya makanya jadi berantakkan gitu.
instruktur gue: ......??????
Mens sana in corpore sano, dan
Pengen punya badan yang muscle seperti model-model dimajalah
adalah dua alasan yang membuat gue menjadi member di fitness pertama dan satu-satunya di kota kecil ini.
menu makan yang bisanya nasi segepok plus lauk pauk beraneka rupa kini sudah berganti mengikuti arahan instruktur:
1kg kentang di rebus
bayam
buncis
jus wortel
se kentong plastik putih telor yang oleh dapet di mbok jamu
hasilnya= PEMBUNUHAN KARAKTER
Musik house yang sedari tadi menjadi soundtrack kita berpeluh, kini sudah berganti alunan musik dalam negeri, yess!!! Meggy Z tengah mendendangkan anggur merahnya dengan syahdu. Sementara gue sedang megab-megab bak ikan mas koki yang mencelat dari aquarium. beban yang cuma seberat 5 kilo gram kiri dan kanan sukses nangkring di leher gue. sementara member lain memilih terpingkal pingkal melihat kejadian itu.
sungguh teganya...teganya..teganyaa..teganyaaa...
lelaki itu, yang berdiri disudut sana, hanya beberapa langkah dari wanita itu, juga tengah bermandi keringat. Ototnya berkontraksi ketika beban puluhan kilogram dia mainkan di pundaknya. Badannya yang macam mike tyson berkilat-kilat di terpa bias cahaya sore yang berhasil menyusup nakal dari kaca tembus pandang beberapa meter diatas gedung ini. Sempat merinding disko juga melihat bekas luka di sekujur lengannya.
gue: lengannya kenapa tuh?
instruktur gue: di setrika.
gue: ......???
instruktur gue: dulu dia bekas preman di Surabaya, sekarang dia Satpam diperusahaan sini. kan gak boleh tatoan.
gue: walah kurang licin tuh nyetrikanya, kurang panas kali setrikaannya makanya jadi berantakkan gitu.
instruktur gue: ......??????
Mens sana in corpore sano, dan
Pengen punya badan yang muscle seperti model-model dimajalah
adalah dua alasan yang membuat gue menjadi member di fitness pertama dan satu-satunya di kota kecil ini.
menu makan yang bisanya nasi segepok plus lauk pauk beraneka rupa kini sudah berganti mengikuti arahan instruktur:
1kg kentang di rebus
bayam
buncis
jus wortel
se kentong plastik putih telor yang oleh dapet di mbok jamu
hasilnya= PEMBUNUHAN KARAKTER
Musik house yang sedari tadi menjadi soundtrack kita berpeluh, kini sudah berganti alunan musik dalam negeri, yess!!! Meggy Z tengah mendendangkan anggur merahnya dengan syahdu. Sementara gue sedang megab-megab bak ikan mas koki yang mencelat dari aquarium. beban yang cuma seberat 5 kilo gram kiri dan kanan sukses nangkring di leher gue. sementara member lain memilih terpingkal pingkal melihat kejadian itu.
sungguh teganya...teganya..teganyaa..teganyaaa...
Senin, 20 April 2009
lagi sakit
maap kawand-kawand belum posting yang baru, lagi sakit soalnya, tar kalau dah sehat yakkkkkkkkkk......
Jumat, 10 April 2009
27
Malam ini, 4 kilometer, gue bawa kaki gue melangkah seirama. Di tengah kegamangan hati, dan diantara kegelapan sudut-sudut jalan berbatu di gang-gang yang gue lewati. gue hanya seoragan, ditemani segala bentuk kecamuk dikepala gue yang tidak lagi pelontos seperti beberapa waktu lalu. Sedikit kehiruk pikukan yang gue temui di TPS-TPS pengkolan Gang yang masih ramai menghitung suara hasil Pemilu siang tadi.
60 menit lalu, betis gue rasanya menglembung2kan otot-otot kaki gue, yang gue paksa terus melangkah bersama kelaparan dan kehausan, hingga tak setetes keringatpun yang menggelinjang nakal keluar dari pori pori tubuh gue, kemudian membasahi polo t-shirt kuning dan sweeter abu-abu kesukaan gue. Namun kini, di menit ke 61, gue sudah di dapur rumah temen gue, berdiri di depan kompor gas yang menyala, di depan air hampir mendidih dalam paci kecil untuk gue masak mie instant. Menit 60 sekian, gue sudah di meja makan bundar, beberapa depa dari kompor tempat gue tadi menjadi chef gadungan. Gue melahap mie instan dengan tambahan dua sendok nasi yang gue ciduk dari rice cooker. Sejak pagi inilah kali pertama lambung gue terisi makanan. Gue kehabisan uang (lagi) hari ini, dan sekarang sudah pukul 22.00 malam, ketika ujung mata gue melirik tidak sengaja pada jam bundar yang tergantung cantik 1 meter dari posisi duduk gue.
Segelas teh manis hangat menjadi penutup makan gue, membuat sekujur tubuh gue sekarang sangat berkeringat. Tapi biarlah, tak akan gue seka.
Obrolan ngelantur berbagai topik seputar pekerjaan yang akan kita garap terlontar tanpa cela, diiringi derai tawa sesekali. Begitu juga uang seratus ribu hasil tagih hutang ketemen gue sudah tersimpan rapih sekali di saku kiri gue.
30 menit menjelang pukul 00.00 hari ini, hape butut di depan gue menggelinjang, membuat ibu jari gue bermain-main nakal kemudian diatas tombol tombol kecilnya.
Ninoe: Faiz, apa kabar? lagi ngapain?
Bukan kata bermakna, tapi mengingatkan gue sesuatu karena tidak sengaja melihat jam dan tanggal yang tertera diakhir pesannya.
Pukul 00.00, sudah tanggal 10 April hari ini.
Demis: Selamat ulang tahun yah friend.
Sisiel: Met ulang tahun yah, semoga sehat selalu, pekerjaan lancar, rezekinya juga lancar.
gue: Amin.
Dibalik kelaparan gue hari ini, di balik segala masalah yang membelenggu gue hari ini, di balik semua amarah gue hari ini, gue patut bersyukur masih diberi umur panjang oleh Allah, bisa merasakan perayaan ulangtahun gue yang ke 27 dengan sangat sederhana, tanpa tiup lilin, tanpa cake, hanya sedikit cahaya api dari ligther temen gue.
60 menit lalu, betis gue rasanya menglembung2kan otot-otot kaki gue, yang gue paksa terus melangkah bersama kelaparan dan kehausan, hingga tak setetes keringatpun yang menggelinjang nakal keluar dari pori pori tubuh gue, kemudian membasahi polo t-shirt kuning dan sweeter abu-abu kesukaan gue. Namun kini, di menit ke 61, gue sudah di dapur rumah temen gue, berdiri di depan kompor gas yang menyala, di depan air hampir mendidih dalam paci kecil untuk gue masak mie instant. Menit 60 sekian, gue sudah di meja makan bundar, beberapa depa dari kompor tempat gue tadi menjadi chef gadungan. Gue melahap mie instan dengan tambahan dua sendok nasi yang gue ciduk dari rice cooker. Sejak pagi inilah kali pertama lambung gue terisi makanan. Gue kehabisan uang (lagi) hari ini, dan sekarang sudah pukul 22.00 malam, ketika ujung mata gue melirik tidak sengaja pada jam bundar yang tergantung cantik 1 meter dari posisi duduk gue.
Segelas teh manis hangat menjadi penutup makan gue, membuat sekujur tubuh gue sekarang sangat berkeringat. Tapi biarlah, tak akan gue seka.
Obrolan ngelantur berbagai topik seputar pekerjaan yang akan kita garap terlontar tanpa cela, diiringi derai tawa sesekali. Begitu juga uang seratus ribu hasil tagih hutang ketemen gue sudah tersimpan rapih sekali di saku kiri gue.
30 menit menjelang pukul 00.00 hari ini, hape butut di depan gue menggelinjang, membuat ibu jari gue bermain-main nakal kemudian diatas tombol tombol kecilnya.
Ninoe: Faiz, apa kabar? lagi ngapain?
Bukan kata bermakna, tapi mengingatkan gue sesuatu karena tidak sengaja melihat jam dan tanggal yang tertera diakhir pesannya.
Pukul 00.00, sudah tanggal 10 April hari ini.
Demis: Selamat ulang tahun yah friend.
Sisiel: Met ulang tahun yah, semoga sehat selalu, pekerjaan lancar, rezekinya juga lancar.
gue: Amin.
Dibalik kelaparan gue hari ini, di balik segala masalah yang membelenggu gue hari ini, di balik semua amarah gue hari ini, gue patut bersyukur masih diberi umur panjang oleh Allah, bisa merasakan perayaan ulangtahun gue yang ke 27 dengan sangat sederhana, tanpa tiup lilin, tanpa cake, hanya sedikit cahaya api dari ligther temen gue.
Minggu, 05 April 2009
Ketika telah menetas
Siang ini, sepi banget. Temen se-Apartemen gue dah pada pergi mengais rezeki sejak ayam belum lagi bangun dari tidurnya. Apartemen gue yang pertama ini memang tidak terlalu ramai. cuma ada 15 kamar yang hanya muat 1 tempat tidur ukuran 2 m x 80 cm plus lemari kecil yang bahkan gak muat diisi selusin baju. Apartemen ini dua lantai , di lantai pertama dihuni sang empunya gedung dengan 2 anak perawan yang masih ranum.
Sepi banget, cuma ada gue, itupun dalam kondisi yang menyedihkan. Gue tergolek lemes di tempat tidur, tanpa baju hanya bersarung. Terbaring lemah dengan bulir-bulir keringat dibadan karena udara gerah macam disauna. Lengkaplah penderitaan gue karena lambung gue ikut-ikutan berontak sejadi-jadinya, sakit melilit karena sejak pagi belum terisi ama sebutir nasi pun. Persediaan mie instant yang jadi makanan kebangsaan anak kos macam gue pun dah gak ada lagi.
Gue coba berdiri, rasanya gilu sekali, serasa dihujani seribu jarum beracun yang membuat kepala gue berdenyut-denyut gak karuan disertai pandangan yang berputar-putar. Baru dua langkah, gue masih diambang pintu ketika hampir tumbang, jadi gue putuskan untuk kembali ke tempat tidur. kenapa ini begitu menyiksa.
Gue ambil peniti dari laci gue, dengan bantuan cermin kecil ditangan, gue coba melakukan operasi kecil.
sakitnya masya allah ketika ujung peniti membobol lapisan tertipis kulit gue. "Arrrggghhhh... " teriakkanku tertahan di tenggorokan, rasanya ada godam besar yang dihantamkan di kepala gue. semua sakitnya berbaur jadi satu. Panas dingin, kepala nyut-nyutan, pandangan muter-muter, berasa dihujam jarum seribu.
Dengan tangan gemetar, gue raih ponsel gue dan ibu jari gue mulai menari-nari diatas keyperd kecil ponsel gue.
Gue: "tolongin gue dong, beliin gue makan. Gue lagi sakit dan sekarang gue laper banget."
Gue hampir selesai menghajar semangkuk sup daging dan sepiring nasi panas mengebul dan segelas teh manis anget, ketika anak perawan ibu kos yang bahenolnya bikin celana mendadak jadi sempit datang dengan piring kecil ditangannya.
Anak ibu kos yang bahenol: Kata nyokap kentang parut ini diolesin aja" kata dia menyodorkan piring kecil berisi kentang parut itu pada gue.
gue: Tapi.....?
Anak ibu kos yang bahenol : Tenang aja, tar jadi dingin kok.
gue: Thanks ya.
beberapa menit kemudian.....
Pintu kamar sudah gue kunci, sarung yang sedari tadi membelit dipinggang sudah gue loloskan hingga tak selembar benangpun menempel di tubuh gue. Gue sukses telanjang bulat. Ditempat tidur gue terlentang dengan sempurna dengan kaki terbuka lebar, macam ibu-ibu akan melahirkan. Dengan cermin ditangan, gue balurkan parutan kentang itu di benjolan berwarna kemerahan sebesar kelereng yang menyembul tepat dibibir anus gue.
"Cessss...." dingin, ketika parutan kentang itu menempel disana. Gak kurang dari setengah jam BISUL sialan yang membuat gue tak berdaya hampir seminggu ini menetas sudah. Oh betapa leganya.
Sepi banget, cuma ada gue, itupun dalam kondisi yang menyedihkan. Gue tergolek lemes di tempat tidur, tanpa baju hanya bersarung. Terbaring lemah dengan bulir-bulir keringat dibadan karena udara gerah macam disauna. Lengkaplah penderitaan gue karena lambung gue ikut-ikutan berontak sejadi-jadinya, sakit melilit karena sejak pagi belum terisi ama sebutir nasi pun. Persediaan mie instant yang jadi makanan kebangsaan anak kos macam gue pun dah gak ada lagi.
Gue coba berdiri, rasanya gilu sekali, serasa dihujani seribu jarum beracun yang membuat kepala gue berdenyut-denyut gak karuan disertai pandangan yang berputar-putar. Baru dua langkah, gue masih diambang pintu ketika hampir tumbang, jadi gue putuskan untuk kembali ke tempat tidur. kenapa ini begitu menyiksa.
Gue ambil peniti dari laci gue, dengan bantuan cermin kecil ditangan, gue coba melakukan operasi kecil.
sakitnya masya allah ketika ujung peniti membobol lapisan tertipis kulit gue. "Arrrggghhhh... " teriakkanku tertahan di tenggorokan, rasanya ada godam besar yang dihantamkan di kepala gue. semua sakitnya berbaur jadi satu. Panas dingin, kepala nyut-nyutan, pandangan muter-muter, berasa dihujam jarum seribu.
Dengan tangan gemetar, gue raih ponsel gue dan ibu jari gue mulai menari-nari diatas keyperd kecil ponsel gue.
Gue: "tolongin gue dong, beliin gue makan. Gue lagi sakit dan sekarang gue laper banget."
Gue hampir selesai menghajar semangkuk sup daging dan sepiring nasi panas mengebul dan segelas teh manis anget, ketika anak perawan ibu kos yang bahenolnya bikin celana mendadak jadi sempit datang dengan piring kecil ditangannya.
Anak ibu kos yang bahenol: Kata nyokap kentang parut ini diolesin aja" kata dia menyodorkan piring kecil berisi kentang parut itu pada gue.
gue: Tapi.....?
Anak ibu kos yang bahenol : Tenang aja, tar jadi dingin kok.
gue: Thanks ya.
beberapa menit kemudian.....
Pintu kamar sudah gue kunci, sarung yang sedari tadi membelit dipinggang sudah gue loloskan hingga tak selembar benangpun menempel di tubuh gue. Gue sukses telanjang bulat. Ditempat tidur gue terlentang dengan sempurna dengan kaki terbuka lebar, macam ibu-ibu akan melahirkan. Dengan cermin ditangan, gue balurkan parutan kentang itu di benjolan berwarna kemerahan sebesar kelereng yang menyembul tepat dibibir anus gue.
"Cessss...." dingin, ketika parutan kentang itu menempel disana. Gak kurang dari setengah jam BISUL sialan yang membuat gue tak berdaya hampir seminggu ini menetas sudah. Oh betapa leganya.
Jumat, 03 April 2009
Bola buat gara-gara
Pagi ini bola berpijar itu sudah naik sepenggalan, hangatnya menyelusup nakal, menerobos melalui cela-cela kecil kamar Apartemen kumel gue. Ayam juga sudah keluar dari kandang, mematok rezeki orang-orang yang masih molor dan berkutat dengan iler dibalik selimut hangat dan Springbed menyiksa karena per nya sudah rusak.
Gue masih juga bersetubuh dengan bantal & guling lembek kehabisan kapuk, bernoda iler kuning hampir cokelat dengan aroma jigong yang aduhai memabukkan. Mata gue masih melek walaupun rasanya kantuk sudah tak tertahankan. Meeting masih jam 11.oo nanti, sedangkan sekarang baru jam 07 lebih dikit, jadi masih ada waktu untuk tidur pikir gue.
Hampir sukses mengatup kelopak mata gue jika saja tawa Erwin Parengkuan dan Jiel yang lagi cuap-cuap bawel di Pagi Jakarta-nya O Channel yang jadi local TV station favorite gue tidak memekakkan telinga dengan volume TV yang memang sudah cukup keras.
Bintang tamunya manusia ajaib pagi ini, well setidaknya menurut hemat gue. dulu dia kerja disebuah Advertasing yang kemudian hengkang sambil ngangkang untuk lenggang kangkung ke Korea demi bisa nonton piala dunia. Oh god, what he think anyway, udah punya pohon duit gue rasa neh orang, atau jangan-jangan duitnya udah gak berseri lagi.
Katanya itu cerita lalu, Sekarang, neh orang tanpa tendeng aling-aling jadi sutradara film. walah Jaka Sembung bawa parang.
Kantuk gue dah ilang tak berbekas, beberapa menit lalu gue masih asoy, terlentang dengan kedua tangan menopang kepala. Tapi detik ini gue udah tengkurap, hanya beberapa jengkal dari layar cembung 14 inchi di depan gue. Gembel neh orang, hidupnya untuk bola dan bola adalah hidupnya, semua film yang digarapnya berintisari si kulit bondar itu. Kira-kira ada yang pernah pikir bahwa film Romeo and Juliet, bisa digarap ulang dengan rasa Indonesia dan menjadikan bola sebagai plot ceritanya? cuma sutradara gendeng macam dia yang bisa.
Huaaaaaaaaa......gue menguap lebar, lebar sekali rasanya hingga sebuah durian monthong pemberian tante montok bisa langsung gue telen tanpa dikupas dan dikunyah.
Ketika gue berseragam Putih bercelana Merah.
Hiruk pikuk bocah-bocah belum disunat itu sorak sorai dibawa terbang angin bercampur debu, bola sebesar kelapa itu ditendang hilir mudik.
"Gollllllllllllllllllllll...........lllllllllllllllll" sorak itu makin gempita.
Bocah Gendut: Goblok banget sih. kenapa bolanya gak ditangkap.
gue masih diem tanpa ekspresi, lempeng macam tak punya dosa. jadi kiperpun gue tak becus. tapi sebodoh amatlah.
Ketika gue berseragam Putih bercelana Biru.
Guru Olahraga: Kamu kenapa?
gue: Kaki saya keseleo pak, gak bisa ikut main bola.
Guru olahraga: bulan kemarin kamu perban kakimu, kena pecahan beling kamu bilang. bulan besok apalagi alasanmu?
gue:.......?
Ketika gue berseragam putih, abu-abu.
gue: Pak........
Guru Olahraga: tidak ada alasan, sudah banyak macam alasanmu, hari ini kamu jadi Beck. atau angka gerak jalan (1,2,3) merah dirapotmu.
belum sempat gue memberi alasan, perkataan gue sudah dipotong dengan ultimatum yang membuat meriang disko. Mampus.
Sudah sepeminuman teh, pertandingan tidak imbang itu berlangsung, hampir turun minum teh bahkan.
Pritttttttttt.......!!!!! selesai sudah.
fuihhh.....
gue sejajarkan langkah gontai nan lelah dengan langkah-langkah besar kaki-kaki teman-teman gue yang sumringah.
Guru olahraga: Masa tendang bola aja kamu kalah sama Yulianti. kamu giring bola kaya banci.
gue:......????
Kalau saja, dari jam 10 malam gue bisa tidur dan insomnia akut ini tidak jadi benalu di diri gue, dan pagi ini gue bangun setidaknya jam 6 pagi, mandi seadanya lalu bergegas ke kantor mungkin gue gak akan pernah mereview cerita tolol dan menelanjangi diri gue lagi disini. oh, kenapa aku tak seperti lelaki lain?
Gue masih juga bersetubuh dengan bantal & guling lembek kehabisan kapuk, bernoda iler kuning hampir cokelat dengan aroma jigong yang aduhai memabukkan. Mata gue masih melek walaupun rasanya kantuk sudah tak tertahankan. Meeting masih jam 11.oo nanti, sedangkan sekarang baru jam 07 lebih dikit, jadi masih ada waktu untuk tidur pikir gue.
Hampir sukses mengatup kelopak mata gue jika saja tawa Erwin Parengkuan dan Jiel yang lagi cuap-cuap bawel di Pagi Jakarta-nya O Channel yang jadi local TV station favorite gue tidak memekakkan telinga dengan volume TV yang memang sudah cukup keras.
Bintang tamunya manusia ajaib pagi ini, well setidaknya menurut hemat gue. dulu dia kerja disebuah Advertasing yang kemudian hengkang sambil ngangkang untuk lenggang kangkung ke Korea demi bisa nonton piala dunia. Oh god, what he think anyway, udah punya pohon duit gue rasa neh orang, atau jangan-jangan duitnya udah gak berseri lagi.
Katanya itu cerita lalu, Sekarang, neh orang tanpa tendeng aling-aling jadi sutradara film. walah Jaka Sembung bawa parang.
Kantuk gue dah ilang tak berbekas, beberapa menit lalu gue masih asoy, terlentang dengan kedua tangan menopang kepala. Tapi detik ini gue udah tengkurap, hanya beberapa jengkal dari layar cembung 14 inchi di depan gue. Gembel neh orang, hidupnya untuk bola dan bola adalah hidupnya, semua film yang digarapnya berintisari si kulit bondar itu. Kira-kira ada yang pernah pikir bahwa film Romeo and Juliet, bisa digarap ulang dengan rasa Indonesia dan menjadikan bola sebagai plot ceritanya? cuma sutradara gendeng macam dia yang bisa.
Huaaaaaaaaa......gue menguap lebar, lebar sekali rasanya hingga sebuah durian monthong pemberian tante montok bisa langsung gue telen tanpa dikupas dan dikunyah.
Ketika gue berseragam Putih bercelana Merah.
Hiruk pikuk bocah-bocah belum disunat itu sorak sorai dibawa terbang angin bercampur debu, bola sebesar kelapa itu ditendang hilir mudik.
"Gollllllllllllllllllllll...........lllllllllllllllll" sorak itu makin gempita.
Bocah Gendut: Goblok banget sih. kenapa bolanya gak ditangkap.
gue masih diem tanpa ekspresi, lempeng macam tak punya dosa. jadi kiperpun gue tak becus. tapi sebodoh amatlah.
Ketika gue berseragam Putih bercelana Biru.
Guru Olahraga: Kamu kenapa?
gue: Kaki saya keseleo pak, gak bisa ikut main bola.
Guru olahraga: bulan kemarin kamu perban kakimu, kena pecahan beling kamu bilang. bulan besok apalagi alasanmu?
gue:.......?
Ketika gue berseragam putih, abu-abu.
gue: Pak........
Guru Olahraga: tidak ada alasan, sudah banyak macam alasanmu, hari ini kamu jadi Beck. atau angka gerak jalan (1,2,3) merah dirapotmu.
belum sempat gue memberi alasan, perkataan gue sudah dipotong dengan ultimatum yang membuat meriang disko. Mampus.
Sudah sepeminuman teh, pertandingan tidak imbang itu berlangsung, hampir turun minum teh bahkan.
Pritttttttttt.......!!!!! selesai sudah.
fuihhh.....
gue sejajarkan langkah gontai nan lelah dengan langkah-langkah besar kaki-kaki teman-teman gue yang sumringah.
Guru olahraga: Masa tendang bola aja kamu kalah sama Yulianti. kamu giring bola kaya banci.
gue:......????
Kalau saja, dari jam 10 malam gue bisa tidur dan insomnia akut ini tidak jadi benalu di diri gue, dan pagi ini gue bangun setidaknya jam 6 pagi, mandi seadanya lalu bergegas ke kantor mungkin gue gak akan pernah mereview cerita tolol dan menelanjangi diri gue lagi disini. oh, kenapa aku tak seperti lelaki lain?
Langganan:
Postingan (Atom)