Rabu, 10 Januari 2018

Monas, Rumput & Biduan Dangdut

2018 masih wangi semerbak, semua keriaan dlm perayaan pergantian tahun masih lekat diingatan di pekan awal 2018. 
Hey kelian, kemana menghabiskan libur panjang akhir tahun? 

WELL, GUE MAH KERJAK!!!


Area Monas menjadi tempat kerja gw di detik-detik penghujung tahun 2017. Sebuah pesta besar diadakan di area iconnya kota Jakarta, untuk kali pertama setelah beberapa tahun terakhir area sakral ini TERTUTUP untuk perayaan semacam ini. 

Rhoma Irama dan Soneta group menggelar konsernya disini, di gawangi sebuah stasiun tv yang baru saja menasbihkan dirinya sebagai house of dangdut!

Rhoma Irama & Soneta group itu ibarat dua sisi mata uang, gak akan kepisah, kemana mana ya bareng. Dua-dua nya Legenda untuk musik dangdut. Dan malam itu meriah karena Rhoma Irama tak hanya bersama Soneta, ada sederet biduan dangdut kenamaan yg menemani. Dr yg kawakan sampai yg baru lahir dr ajang pencarian bakat di TV berlogo ikan terbang ini. 

Lalu, apa yg gw lakuin disini? Nyanyi dangdut juga? Hahahahaha. Gak mungkin! Seperti biasa gw adalah team hore. 
Erie Suzan adalah client gw yang ikut ambil bagian di konser penghujung tahun ini, dan kalau ada Erie ada gw artinya dia akan perform menggunakan karya gw 😜


Karena persoalan copyright jadi man teman bisa langsung meluncur ke youtube buat liat videonya yakksss. 

Gw tiba jam 2 siang, beberapa menit setelah semua akses ke backstage melalui gerbang enterance disamping stasiun gambir ditutup, walhasil kudu pereus-pereus ke security supaya diperbolehkan masuk. Gw pun kemudian disambut lautan manusia yang sudah tumpah ruah didepan stage besar yang sedang menggelar proses GR (gladi resik) Rita Sugiarto. Wihhhhhh nih manusia manusia berkerubung semacam semut. Lalu tiba tiba hujan badai datang, semua kocar kacir, artis pengisi acara berhamburan memasuki tenda mereka masing-masing. Namun naas, badai sedang murka siang itu, 10 tenda artis ambruk diamuk hujan badai, satu orang penyanyi dangdut tertimpa besi konstruksi tenda yang menaunginya, mujur hanya lebam dikaki. Sementara lainnya basah kuyup karena tetiba tenda yg menaunginya raib diterjang angin.

Bagaimana nasib penonton yg sudah terlanjur datang dan memenuhi area depan panggung? Gak ada pilihan selain tetap bertahan disana, membiarkan air yg tumpah dari langit membelai sekujur tubuh. Mereka kuyup, Mereka warbiyasakkkkkkkk. 

Hujan reda menjelang bedug magrib, penonton semakin membeludak, dan speaker dipanggung mulai meraung menjelang pukul 7 malam.
Pria yg tak gw kenal: "Buat teman-teman penonton jangan injak rumput yah, biar gak rusak" 
Bagian ini gw apresiasi, dan terus mereka koar-koarkan disela comercial break konser yang dipertontonkan secara live di televisi. 

Malam, kian merambat, hujan sudah benar-benar hilang, bersama semilir angin yangbjuga seokah ter-pause, membuat area backstage gerah bukan kepalang, ditambah liukan pinggul Bintang Pantura yg lagi menghentak panggung konser dan membakar semangat jutaan manusia yg datang dr berbagai kota, hadirin riuh, dibackstage tak kalah semarak, semua ngedumel karena signal handphone mendadak hilang, mereka lalu berasumsi ini perkara karena hujan badai tadi, lalu sebagian lain berkata 
"Signalnya emang sengaja di block tau, ini depan Istana Negara coy, dan tar ada Gubernur mau dateng malam tahun baru-an disini." 

Oke, masuk diakal, walau ngedumel karena gak bisa update sama sekali ke social media. Ini semacam deket sama orang, tapi cuma deket, jadian mah kagak! 



Kemana raungan pengumuman "dilarang injak - injak rumput"

Hahahahaha mereka pasti pasrah, karena menjelang tengah malam, sudah tidak ada lagi rumput yg terlihat diantara tugu Monas yg menjulang perkasa. Semua cela diisi lautan manusia. Bye bye rumput, riwayatmu tamat sudah dipenghujung 2017!!!  

8 komentar:

Yoga Akbar S. mengatakan...

Eh, serius sampai rubuh? Woalah, baru tahu tentang ini. Saya masih inget, sih, kalo sorenya hujan deres terus dan enak banget tidur. Pas malam baru terang benderang. Ehe.

Jadi kalau di suatu tempat acara dan sinyalnya nggak ada tuh emang diblok, toh? Saya kira, emang karena kebanyakan orang. Wahaha.

Fei mengatakan...

Iyap rubuh, rata ama tanah. Nah kl soal setiap acara signal gak bagus sih gak tau, tali kl kmrn signal si block sih masuk akal, secara acara tahun baru di monas kan deket bgt sama istana negara dan akan ada kunjungan gubernur ke area konser, mungkin untuk antisipasi terror karena manusia bejubel di lokasi itu. Asumsi kita doang sih

Puputse mengatakan...

kenapa gak mungkin nyanyi dangdut bang, kan bisa tuh naik panggung ambil mic langsung sumbang lagu..

Trus bikin youtube, kenekatan akhir tahun

Fei mengatakan...

Wahh harusnya ide loe ini kasih taunya pas acara berlangsung. Ihhh telat maneh

Aul Howler's Blog mengatakan...

Whew.
Realita cinta dan rock n roll di balik sebuah event gede live di TV yes

Yang nonton di rumah mah ngomennya "Dih rame nya kayak semut. Orang orang iseng ga ada kerjaan lain ni pasti" while mereka yg nonton apalagi yg di depan itu niat bangettt berdedikasi jadi penonton tukang joget sampe hujan badai tetap stay begitu wkwkkw

Salute

Congrats for your awesome works, kak feii. Request ucapan yg difotoin itu semoga suatu hari kesampean ya hahahaha

Btw postingan ini high quality banget deh. Fotonya bagus. Tulisannya enak baca nya, ngalir tapi penuh gaya bahasa. Lo udah kayak penulis bukuuuuuu

Fei mengatakan...

Penonton yg kepengen dapet tempat paling depan effortnya luwarbiyasak. Dateng dr pagi dan gak akan beranjak kemana mana takut gak bisa didepan lagi.

Tengkies cause taking care to all of my single things that i have done buddy.

Soal poto sabar yeeeeee. Nunggu moodnya enak

GE MAULANI mengatakan...

Rumput yang malang. Semoga lekas sembuh dan tumbuh kembali hihihi. Buset dah hujan badainnya ngeri sampai bisa menerbangkan dan merubuhkan tenda artis. Yang dipake mba Erie Susan tjakep tuh (y)

M. Ersa Adiprasetya mengatakan...

harusnya ikut nyanyi dangdut aja biar makin heboh kak... :)



http://risingecha91.blogspot.co.id/