Wiro Sableng, sebuah novel yang pernah sangat heits di jamannya dengan tokoh yang gak pernah lekang di makan jaman. Bahkan anak-anak sekarang yang melebeli dirinya dengan generasi Kekinian tetep saja mengenal sosok pemilik tato 212 di dadanya ini. Novel yang ditulis oleh mendiang ayah aktor kawakan Tanah Air Vino. G Bastian ini bahkan pernah menjadi bacaan wajib gw di jaman puber. Wiro Sableng boleh jadi salah satu tokoh rekaan yang melegenda di Indonesia, tidak saja buku-buku dengan pelbagai judulnya yang laris di pasaran, karakter ini pun pernah hilir mudik di layar televisi, layar perak bahkan feeling gw juga mengatakan bahwa film kolasal ini pun wara wiri di layar-layar tancap.
Nah, supaya tetap melegenda, si pendekar sableng yang di asuh dan dibesarkan oleh Guru silatnya: Sinto Gendeng kembali diangkat oleh teman-teman gw di MATTEBOXSTUDIO untuk #FESTIVALIKLANBUKALAPAK
Bang Wiro
Wiro Sableng by David
Sinto Gendeng by Fei
Raja Lemak by Ius
Wanita di goda by Nisfi
Director by Riza Toha
DOP by Akmal
Crew by Fikri
Make up by Mitha
Hair do by Dhika
Producer by Shita
Dannnnnnnnnnnnnnnnnnn
gw kebagian peran sebagai Sinto Gendeng aja kawan dalam video ini. Sah gw di tasbihkan jadi aktor figuran sejati. dimana-mana kebagian jadi figuran. Bahkan di arena percintaan pun gw tetep sebagai figuran!!!!!
Lebih mirip Mbah gayung daripada Sinto Gendeng
Pertama kalinya dalam hidup gw pake Konde dan di Sasak rambutnya.
But im happy to join this project. Sebagai orang yang cinta mati sama animation, bisa gabung di project yang ada sentuhan animasinya itu keceh luar biasa kawan. dan jujur aja mulai dari Pre Production, Production, sampai Post Production project kali ini cukup memakan energi. Gw rela Melek semalaman suntuk untuk bikin wardrobe Sinto Gendeng, walhasil pergi syuting dengan kondisi belom tidur, ditambah harus nelangsa kala di usir paksa dari kawasan Universitas Indonesia karena selain mahasiswa dan komunitas film mereka DILARANG KERAS melakukan pengambilan gambar dikawasan kampus sejuta umat itu. Dari Kawasan Depok team kami mengarah ke satu situ yang gw lupa namanya dan menemukan bahwa disana tak ada hutan selain danau yang cuma ada perahu bebek-bebekannya. Pilihan terakhir adalah mengarahkan teman-teman yang nyaris putus asa ini ke kawasan satu villa di daerah Cinere yang pernah gw jadikan sebagai lokasi photoshoot kali kedua ready to wear fashion brand gw dan kami pun harus mengelus dada manakala mendapati bahwa lokasi yang gw maksud telah berubah wujud menjadi perumahan mewah. Thanks God, tak ada pilihan lain selain melakukan pengambilan gambar di taman rumah DOP (Director Of Photography alias kameramen) tentu saja dengan derai air hujan yang mulai tumpah ruah dari langit disaat menjelang scene-scene terakhir.
Jangan sedih, kemalangan tak sampai disitu saja teman, masuk ke tahap Post Prodoction yang gak kalah ribet dan membutuhkan ketenangan jiwa lahir dan bathin, Mattebox, kebanjiran project deadline. jadi bisa ditebak kalau ending dari semua ini adalah submit yang mendadak dangdut dengan tenggat waktu yang diberikan oleh buka lapak.
So wish us very luck on this competition.