Rabu, 17 September 2014

Sosialite VS Fashion Blogger

Julukan Sosialite sudah sangat populer sejak bertahun-tahun lalu. Kehidupan yang serba glamorous dengan outfit international brand melekat ditubuh mereka from head to toe. Kebanyakan dari pencinta fashion ini berkelompok dalam komunitas Arisan yang kerap dilakukan di venue super mewah, dengan nominal arisan mencapai puluhan juta rupiah. Gaya hidup yang super jetset tentu saja dibarengin dengan background keluarga yang mumpuni. Dan ketika perempuan-perempuan super stylish ini berkumpul dalam satu meja arisan, topik pembicaraan mereka gak akan jauh-jauh dari Destinasi liburan yang sedang happening, fashion items terbaru keluaran merek kenamaan, teknik perawatan kecantikan yg nominalnya bisa mencapai puluhan juta rupiah, dan satu hal yang tak mungkin terlewatkan adalah gossip-gossip kekinian. 

Kehidupan sosialite yang serba "wah" bahkan menjadikan mereka sebagai icon fashion dan selebritis. Let say Kim Kardhasian, Paris Hilton hingga Sosialite asal negeri sendiri yang gak perlu lah gw sebut in namannya. 


Sosialite sekaligus Bisnis Woman pemilik akun Instagram @dssaksss yg style fashionnya banyak menginspirasi Hijabers.



Lalu, ketika seorang Blogger tanah air, Diana Rikasari muncul di dunia maya dan mendobrak pakem berpakaian yang selama ini cenderung konvensional, dengan gaya eksentrik, seketika itu pula dia menjadi icon baru didunia fashion. Label Fashion Blogger kemudian disematkan pada ibu muda pemilik bisnis sepatu/sendal ini.


Diana Rikasari, eye catching with her look. Polka!


Diana Rikasari menawan dgn salah satu karya saya (pink tops) beberapa tahun lalu.


Mix and Match dalam berpakaian kemudian seketika mewabah. Blog-blog dengan konten fashion banyak bermunculan dengan berbagai style fashion untuk sebuah harapan: disematkan lebel Fashion Blogger dan menginspirasi banyak orang.

Fashion Blogger cepat populer karena hanya diperlukan kepandaian memadupadankan items2 fashion. Gak ada aturan harus berasal dari status sosial berpenghasilan fantastis. Seorang Fashion Blogger cenderung out of box, gak mementingkan International Brand, asal pandai mengolah style, Voilaaaaa.....baju-baju second hand pun bisa tampil keceh. Bahkan banyak dr fashion blogger yg gemar menggunakan lokal brand untuk tampil ciamik.


Sudah layak-kah pemilik CRAZY NO PLAY ini disebut Fashion Blogger??? Hahahahaaaaa
T-shirt unbrand, boleh beli di Ambasador mall.
Patchwork Harem pants unbrand beli di Mirota Jogja.
Tas kulit kerbau, unbrand beli di Mirota Jogja.
Gelang tanduk kerbau boleh beli di Malioboro
Captured by Friends at WarunKomando, Tebet.


Jika Sosialite lebih suka kongkow-kongkow dengan Genk Arisan mereka ke tempat-tempat mewah, para fashion blogger lebih suka Hangout ke tempat-tempat yg kental dengan sentuhan-sentuhan Creative, maupun festival-festival seni yang Independent.

Fashion Blogger buat gw lebih terlihat jujur, sedangkan sebagian orang yg ingin sekali masuk dan diterima di lingkungan sosialite rela nyewa fashion items brand-brand international demi bisa tampil ala perempuan-perempuan Jetset.

Namun Sosialite dan Fashion Blogger (terkenal) memiliki kesamaan, yakni menjadi inceran para Fashion Designer ternama untuk menjadi tamu VVIP di front row berbagai fashion show. Diana Rikasari adalah salah satu Fashion Blogger Yang pernah hadir di Paris Fashion Week 2012.

Ciaaaaaooo bellllaaaaaa.......

5 komentar:

profijo mengatakan...

Pemilik Crazy No Play sangat pantes disebut Fashion Blogger. Saat ini banyak yg antri mau ngundang jadi tamu VVIP di front row.

Pawai karnaval 17-an!

Ups!

Fei mengatakan...

Bwakakakakakkkkkkkk...undangannya gak sampek coiiiiiii

MILEX mengatakan...

Aul Howler's Blog mengatakan...

Ini rasis banget "look" nya.

Ethnic indo dicampur kuncir jepang plus dandanan pucet ala cina

hahaha
*kidding*

tas nya bisa kali paketin ke padanggg

Unknown mengatakan...

ya sudah mirip kok. layak disebut fashion blogger hehee.