Sabtu, 01 September 2012
uang receh dan sahur
Hawa dingin makin terasa menjadi-jadi subuh ini manakala gw memasuki mini market yg seolah menjelma menjadi lemari es besar. Tapi gw juga merasa bahwa efek dingin bukan hanya semata-mata karena suhu ruangan yg berada beberapa derajat celcius dari suhu normal, tapi bisa jadi karena efek mandi jam 3 subuh.----------------Sebotol air mineral ukuran "banci" (besar kagak, kecil kagak), sebotol sambel, dan sekotak minuman berenergi sudah gw genggam erat-erat ketika tiba dimeja kasir, menyerahkan belanjaan gw untuk dikalkulasi.----------Kasir : "23ribu" katanya, yg gw sambut senyum kecil, kecil saja, sambil menyerahkan kartu ATM gw.-------------Gw: "Tuker duit dong" ujar gw sembari mengeluarkan segepok uang logam 500 perak dari kantok sweeter rajut gw.------------------Gw: "Semacam tukang parkir gw yak" cepat gw keluarkan statment itu sebelum kata-kata itu keluar dari mulut kasir berwajah pucat karena kurang tidurr *gw rasa begitu*.--------------Gw: "itu receh kembalian yg gw kumpulin, masih banyak noh di kos, masih mau?"--------------Kasir: "Cukup mas, ini aja" kata dia menyerahkan selembar uang dua puluh ribu rupiah yang sudah kumal karena sering berpindah tangan.------------Gw: "tengkyu yak." Sahut gw pendek, lalu melangkah pergi.----------Disebuah warung tenda pecel ayam... ----------Penjual pecel ayam: "Sahur cah bagus?"------------------Gw : "Ayam pak, nasinya dua, bungkus." Sahut gw cepat, karena masih keki dipanggil "bagus" padahal jelas-jelas nama gw Fei.-----------------Sebatang rokok yg gw sulut dan gw nikmati tinggal beberapa mili saja dari putungnya mana kala bapak pemilik pecel ayam menyerahkan makanan yg gw pesan.------------------Penjual pecel ayam: "13rb cah bagus."------------------Tak ada satu kata pun yg keluar dr mulut gw selain menyerahkan selembar uang 20ribu-an hasil nukar receh logam di mini market tadi.---------------Lega, akhirnya subuh ini gw bisa sahur dengan syahdu. Terima kasih uang receh logamku tercinta.you are my super hero in this morning.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
11 komentar:
hikmahnya: jangan nunggu duit logam sampai ngumpul banyak. coz makin banyak makin sulit nukernya he he he... kalo aku sih, tiap punya uang logam selalu diusahakan dibayarkan pasrkir dll.
Ah jadi inget waktu gawe di bank, ada pedagang grosir nyetor duit logam pecahan Rp 500 dan 1.000,- sebanyak 1 dus mie instan penuh wkwkwk... tangan teller yang ngitung sampe item-item plus perih-perih dan butuh waktu lama ngeberesinnya (coz di capem ga ada mesin hitung uang logam) he he he...
hasil ngamen yak? *kabuuuyyy
Ky orng gk ada kerjaan pasti ngitunginnya, hahaaa
Maap nyonya, belom sempet setor fee nya buat situ
aihhh penonton kecewa, mana kata "menggelinjang" - nya. *kunyah paku*
kenapa uang logamnya dituker? mending tuh uang logam direbus, kasih kecap, buat sahur. awet sampe 3 hari kenyangnya Bro!
Nitip tulisan ya Fei, bukan iklan koq, serius... :D
http://ceritafin.blogspot.com/2012/08/tweet-up-bareng-lelaki-aneh.html
Bwakakakakak, takut gw pungutin bayaran? I do bray, sehari 200rb
pnglamannya bagus.. :P
Bukan takut dipungut bayaran Fei, tapi takut sama calon mertua #eh #apeu
pemandangan pesawahannya indah.
Posting Komentar