
"Brotttttttt.....perrrrtttttttt....."
Ahhh, lega nian perut ini, setelah beberapa detik lalu angin yang menyebabkan perut gue dilanda gonjang ganjing tak terkira sukses keluar dari "pintu belakang"
Kejadian bawah sadar ini (baca:Kentut) adalah aktifitas favorite gue yang sudah menjadi rahasia umum di apartemen gue manakala matahari menyingsing dari ufuk timur. Aktifitas kentut pagi adalah moment yang selalu gue tunggu-tunggu dan tidak boleh terlewatkan karena akan menjadi soundtrack hidup gue sepanjang hari. Rela dah gue gak sarapan asal bisa kentut tiap pagi dengan sukses.
Dulu, dulu banget cara gue kentut tidak sebesar dan sekencang beberapa tahun terakhir, masih agak malu-malu, sehingga bunyi yang dihasilkan tidak "Pretttttt....Bropptttttt" melainkan "Pssstttt" diseratai wangi yang tiada tara.
Kejadian ini berawal ketika gue dan bokap gue tengah duduk sore sambil menikmati teh dari cangkir masing-masing. Kami berdua duduk bersila, berhadap-hadapan, gue sedang asyik mahsyuk utak atik hape gue, sementara bokap asyik dengan sebatang rokok kretek yang terselip di sudut bibirnya sambil sesekali menghembuskan asap putih dari dalam paru-parunya. Tapi tiba-tiba, Bapak menunggingkan sedikit (sedikit saja) pantatnya lalu "Brottttttttttt" bersenandunglah simphoni memekakkan telinga itu disertai mimik wajah bokap yang penuh kepuasan.
Sejak itulah cara kentut malu-malu "Pssssttttt" gue berganti dengan cara yang lebih elegant "Prottttt.....Brottttttt"
Like Father Like Son