Rabu, 07 Januari 2009

Mata itu....

Fuiiihhhh....akhirnya nyampe juga di kamar gue yang lusuh dan bau apek. Jam di pergelangan tangan gue tepat menunjukkan pukul 22.00 malam, gak lebih, gak kurang.

Hati gue masih ser-seran, disko dangdut. belum berhenti hingga jemari-jemari gue ini menari lincah diatas keyboard laptop gue. tatapan mata itu masih juga menari-nari di pelupuk mata gue, menohok ulu hati gue hingga meyetubuhi relung-relung hati gue. membuat darah gue berdesir hebat hingga sesak dada ini.

Jangan-jangan bengek gue kumat lagi????? jiaaahhhhh......

Sore tadi gue meeting sama orang produksi gue di sky dinning plaza semanggi, sementara menunggu orang produksi gue dateng, gue membenarkan posisi gue, mencari-cari posisi enak hingga bisa dengan leluasa memandangi setiap gerak gerik orang-orang yang hilir mudik kaya setrikaan. sore ini, matahari masih malu-malu menyirami bumi ini dengan sinar peraknya yang mulai melembayung (gile puitis banget yah gue? efek bengek yang kumat neh).

Dihadapan gue duduk segerombolan muda mudi (berasa dengerin opening siaran dr radio tahun 70-an yah) yang diantaranya gue temui makhluk manis. gue sempet-sempetin curi pandang ke arahnya, tapi dia lempeng-lempeng ajah. hingga gue alihkan pandangan gue ke daftar menu di depan gue.

Awak produksi gue yang leletnya audzubillah min dzalik, baru menampakkan batang kemaluannya, waduh salah maksud gue batang hidungnya tepat jam lima, telat satu jam (besok-besok gue pasang jam dinding di jidatnya biar gak telat lagi).
nasi ayam cah jamur gue kunyah tanpa ampun, sembari menerangkan bentuk, bahan, jumlah hingga harga backpack yang akan kita buat prototypenya. dan secara tidak sengaja gue menangkap tatapan mata itu (kita sebut dia si makhluk halus, eh salah! maksud gue si makhluk manis), hanya sepersekian detik, tapi mampu membuat bulu kuduk, bulu ketek, bulu kaki, hingga bulu titit merinding disko. tatapan itu begitu tajam, gue nikmati sepersekian detik hingga hati gue jadi ser-serrr enak.
sejak saat itu konsentrasi gue buyar, tatapan mata itu benar-benar mengkerangkeng pikiran gue (jangan-jangan gue kena hipnotis? emang kalau di hipnotis rasanya ser-seran najis yah?). hingga sepiring nasi ayam cah jamur ludes, segelas jus mellon amblas, sebotol air mineral gue reguk mampus.

Meeting gue kelar tepat setelah adzan magrib berkumandang, awak produksi gue beserta istri dan anaknya pamit pulang (meeting atau piknik yah ini?), tapi gue tetep duduk manis di tempat gue. entah kekuatan apa yang mampu membuat gue tidak bergeming dr tempat ini, mata gue gak bisa berpaling dr pemilik tatapan itu, para pramusaji yang sibuk meletakkan lilin-lilin dalam gelas ke setiap meja pengunjung tidak juga mampu mengusik kami yang sedang beradu tatap. sesekali gue alihkan tatapan gue ke rimba gedung pencakar langit, sekedar menghindari tatapan mata nakal dan najis teman-teman si makhluk manis yang mulai tampak mengawasi tingkah aneh kami.
keberanian gue menguap entah kemana, ide-ide gue untuk memulai perkenalan lenyap seketika.
tatapan dan senyum itu telah benar-benar memikat gue.
jam digital gue menunjukkan pukul 19.30 ketika si makhluk manis beserta rombongan sirkusnya beranjak dari sana, gue pun beranjak, mengekor mereka hingga di lift. berdiri berdampingan dengan pemilik tatapan itu, hanya tertaut beberapa centimeter, tapi gue lunglai, tak sanggup berkata-kata, tak sanggup sekedar menyapa dan mengulurkan tangak, gue hanya berdiri membisu, sementara kartu nama yang sudah gue siapkan tak kunjung bisa gue berikan. mampus gue bener-bener terkena penyakit gila nomor 13, fall in love in first sigth.
ketika si makhluk manis itu keluar lift di lantai 3A dan secara sengaja menyenggol halus gue sebagaai pertanda mengajak untuk bergabung, gue masih diam layaknya gunung es, tak juga mengikutinya justru terus meluncur hingga lantai dasar. bodoh, stupid, bego, kampret, setan alas, gue maki diri gue ketika tersadar telah melewatkan kesempatan emas untuk bisa kenal dengan pemilik tatapan itu.
dari lantai dasar gue cari lift terdekat dan menyusul si makhluk manis ke lantai 3A, gue telusiri setiap liku dan pojok foodcourt berharap bisa menemukan pemilik tatapan itu, tapi hingga khatam setiap lantai plaza semanggi gue telusuri tak juga kutemukan si makhluk pemilik tatapan itu, entah sudah kali keberapa gue susuri setiap inchi plaza semanggi bersama penyesalan atas kebodohan gue, yang gue tahu gak kurang 1 1/2 jam gue mondar mandir dalam mal super gede ini. hawa dingin dalam mall ini udah gak ngepek, gue malah keringetan mondar-mandir sendiri tanpa tujuan. gue cape gue memutuskan untuk balik ke apartement gue bersama getar-getar aneh dalam hati gue karena tatapan itu. gue akan terus cari dia, besok gue akan kembali......

soundtracknya pas banget rasanya..

Sinar Matamu by Titi Dj

Kudapati
Kekaguman
Dalam dua matamu
Kurasakan
Bagai bicara
Tentang sebuah pesona
Itu yang pertama
Waktu kumelihat
Kehadiranmu
Itu yang membawa
Kau dalam ingatan
Tentang cinta

Sinar matamu itu
Menggodaku
Membuatku untuk berlagu
Sinar matamu itu
Menggairahkan
Membangkitkan
Sebuah kata suka
Ku mencoba
Memahami
Apa arti semua ini ..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

sering sering aja ke plangi... sering sering pula turun naik lifnya.....
sapa tahu itu penunggu lift plangi....
pasti ketemu lage deh....

Anonim mengatakan...

wakakkaka...mangkanya punya mata di jaga jangan suka jelalatan dunk ahh.. sekali pancingannya kena ehhh malah di diemin gak bisa apa2 saking kagetnya bahwa pancingan lo kena mangsanya...
lo tiap hari ke pelangi aja tuh cari2 di toilet deh pasti dia kalo kebelet carinya toilet wakakkaka
anggap aja itu rejeki lo yg emang lo sempet lo masukin kantong yah...semangaaaaaaaat....sukses cari2 terus mahluk itu yah.lain waktu pasti rejekinya bisa dtang dengan wujud yg lebih baik lg dari yg sebelumnya....